tag:blogger.com,1999:blog-70922811265188678132024-02-20T00:29:11.529-08:00Jalan DakwahMari Berjalan Dengan Dakwah. Sampaikanlah Walau Satu AyatJalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.comBlogger170125tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-59506235992488828762014-03-26T03:10:00.001-07:002014-03-26T03:10:09.704-07:00AIR MATA KEIMANAN<span class="Apple-style-span" style="line-height: 21px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span></span><br />
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Air mata yang mengalir melintasi kedua pipi merupakan gambaran perasaan hati seseorang. Itulah yang disebut dengan menangis. Suatu hari Aisyah RA menangis, lalu ditanya oleh Rasulullah SAW, “Apa yang menyebabkanmu menangis, wahai Aisyah?” Ia menjawab, ‘Setiap kali teringat neraka, aku selalu menangis. Apakah engkau ingat kepada keluargamu di hari kiamat nanti wahai Rasulullah?’</span></div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga tempat di mana manusia tidak akan teringat kepada sesamanya. Pertama, ketika kitab catatan amal manusia diterbangkan, di waktu itu seseorang tidak tahu apakah kitab itu diberikan dari arah kanan atau kirinya? Kedua, ketika ditegakkan timbangan amal (<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 1; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">mizan</em>) sehingga seseorang mengetahui berat atau ringan timbangan amal baiknya. Ketiga, ketika berada di jembatan penyeberangan (<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 1; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">as-shirat</em>) sehingga seseorang mengetahui apakah dia berhasil atau malah terperosok ke dalam api neraka.</span></div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan sebab-sebab seseorang menangis: menangis karena kasih sayang; karena takut; karena cinta; karena gembira; karena cemas; karena sedih; karena merasa hina; karena kemunafikan; karena pamrih; karena ikut-ikutan; dan menangis karena sebab yang lainnya.</span></div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sedangkan menangisnya Aisyah RA tersebut merupakan tangisan yang berasal dari suara hati karena dorongan iman, lalu diwujudkan dengan tindakan. Inilah tetesan air mata yang akan mampu memadamkan panasnya samudera api neraka.</span></div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah mata seseorang meneteskan air mata kecuali Allah akan mengharamkan tubuhnya dari api neraka. Apabila air matanya mengalir melintasi pipi maka wajahnya tidak akan terkotori oleh debu kehinaan. Apabila seseorang pada suatu kaum menangis, maka kaum itu akan dirahmati. Tidaklah ada sesuatupun yang tidak mempunyai kadar dan batasan kecuali air mata, sesungguhnya air mata itu dapat memadamkan lautan api neraka.”</span></div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam sabdanya yang lain, “Ada dua bola mata (manusia) yang tidak akan tersentuh oleh api neraka, mata yang menangis di waktu malam hari karena takut kepada Allah dan bola mata yang menjaga pasukan <em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 1; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">fi sabilillah</em> di malam hari.”</span></div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sedangkan sesuatu yang dapat menyelamatkan diri dari perbuatan dosa adalah rasa takut kepada Allah akan azab api neraka. Rasa takut ini yang mendorong seseorang untuk selalu menghindar dan berhati-hati terhadap amalan yang dimurkai Allah SWT.</span></div>
<div style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 15px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Karena itu, Ali bin Abi Thalib berpesan, ”Wahai anak Adam, janganlah kalian merasa bangga karena kekayaan, jangan berputus asa karena kefakiran, jangan merasa sedih karena cobaan, dan janganlah kalian berbahagia karena kelapangan. Sesungguhnya bagi orang saleh itu semua adalah cobaan. Kalian tidak mungkin dapat menggapai apa yang kalian idam-idamkan kecuali dengan cara menahan hawa nafsu. Sekali-kali kalian tidak akan meraih apa yang kalian cita-citakan kecuali kalian bersabar terhadap apa yang kalian benci. Maka curahkanlah potensimu dalam menjalankan kewajiban Allah atas dirimu.”<em style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; line-height: 1; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: initial; outline-width: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: normal;">Wallahu a’lam</em>.</span></div>
Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-65630325302472159262013-09-01T08:46:00.000-07:002013-09-01T08:46:15.639-07:00Ringtone Al-Qur'an atau Adzan, Boleh gak sih?yaasiiin,,,wal qur'anil hakim,,,innakalaminal mursaliin,,,cnut,,,halo assalamu'alaikum....<br />
eh, surat yasiin nya kok tiba-tiba berhenti?<br />
<br />
Salam hangat sahabat dakwah, sudah lama sekali admin <a href="http://www.mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a> tidak bertegur sapa dengan sahabat dakwah sekalian, karena alhamdulillah sedang diberi kesibukan lain oleh Allah SWT :).<br />
<br />
Dari cuplikan tulisan diatas, sahabat dakwah pasti pernah mengalaminya, mendapati seseorang menggunakan ayat al-Qur'an sebagai Ringtone di HP nya, atau jangan-jangan sahabat dakwah sendiri yang menjadi oknumnya, hahahha,,,sudah mulai senyum-senyum sendiri.<br />
<br />
Nah, postingan kali ini <a href="http://www.mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a> akan me-refresh kembali pengetahuan kita tentang hukum penggunaan ayat suci Al-Qur'an sebagai nada dering / Ringtone HP,,,boleh ga sih? let's Check it out....<br />
<br />
<strong>Pertanyaan:</strong><br />
Assalamu'alaikum,<br />
Apakah hukumnya menggunakan nada dering Handphone dengan bacaan surah Al Quran?<br />
<br />
<strong>Jawaban:</strong><br />
Wa’alaikumussalam<br />
Kami akan cuba menjawab pertanyaan anda dengan kadar kemampuan yang ada, InSyaAllah.<br />
<br />
Penggunaan nada dering bacaan al-Quran awalnya telah
diharamkan oleh Majlis Fatwa Ulama’ Arab Saudi pada 17 Nov 2007 didalam syura' yang dihadiri oleh 70 orang perwakilan fiqh dunia dan majlis
tersebut diketuai oleh Mufti Besar Arab Saudi Shiekh Abdul
Aziz Ali al-Syeikh. Menurut ulama yang menghadiri syura' tersebut :<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Ia memalukan dan menjatuhkan kedudukan ayat-ayat al-Quran apabila ayat
al-Quran yang didengarkan itu secara tiba-tiba ia terhenti, atau yang
mendengar mengabaikan bacaan tersebut. Sebaliknya, jika ayat-ayat
al-Quran disimpan didalam handphone bertujuan untuk didengarkan merupakan
satu amalan yang mulia (dan bukan untuk nada dering)”.</blockquote>
Pada hari Kamis, 12 November 2009 pula, Akademi Penelitian Islam, yang
diketuai oleh Shiekh Dr Mohamed Sayed Tantawi rh. mengharamkan
penggunaan al-Quran sebagai nada dering dengan pernyataan beliau :<br />
<blockquote class="tr_bq">
<em>“Ia merupakan penyalah gunaan al-Quran, tidak bertepatan dengan keAgungan dan kemuliaanya”.</em></blockquote>
Menurut sekretaris Akademi tersebut, al-Azhar telah mengikuti
keputusan yang ditetapkan oleh ahlinya Sheikh Mustafa Shaka yang menyeru
pihak al-Azhar mengharamkan penggunaan al-Quran sebagai nada dering.
Keputusan dibuat atas dasar “ayat2 yang digunakan tidak sesuai dengan
keAgungan al-Quran. Ayat-ayat yang dibacakan pun tidak habis / putus.”
Al-Azhar juga telah mengarahkan pihak Telco di Mesir mengharamkan
penggunaan al-Quran sebagai nada dering.<br />
<br />
Sheikh Dr Mahmoud Ashour berkata <em>“ayat-ayat al-Quran tidak
diturunkan dari syurga untuk digunakan sebagai ringtone atau sebagai
sesuatu yang tidak ada nilai dari aspek keAgungan dan status al-Quran
itu sendiri”</em>. Menurut beliau lagi, <em>“orang
tidak akan menumpukan perhatian kepada bacaan al-Quran apabila ia
berbunyi, karena nada dering itu dijadikan sebagai bahan peringatan apabila
terjadinya sambungan, dan tidak sesuai langsung al-Quran
mengganti tempat nada dering atau deringan musik”.</em><br />
<br />
Darul Ulum Deoband India juga telah mengharamkan al-Quran sebagai
nada dering melalui Juru Bicaranya Mohammed Asumin Qazmi mengatakan bahwa
ayat-ayat al-Quran bukanlah bertujuan menghibur.<em> “Seseorang yang
mendengar al-Quran hendaklah dia mendengar sehingga habis dengan
tawadhu’ dan tadabbur. Jika ia digunakan sebagai nada dering, tiba-tiba
ditutup semasa bacaan, maka sangatlah tidak Islamik perbuatan tersebut”</em>.<br />
<br />
Kesimpulan dari sebab-sebab pengharaman al-Quran sebagai nada dering adalah :-<br />
<ol>
<li>Kedudukan ayat-ayat al-Quran yang Agung dan Mulia tidak sesuai dijadikan sebagai nada dering.</li>
<li>Nada dering bacaan al-Quran itu biasanya tidak dihirau bacaannya,
sedangkan menurut syara’, apabila ayat-ayat al-Quran dibacakan,
hendaklah yang mendengar itu diam dan mendengarnya.</li>
<li>Bacaan al-Quran pada nada dering biasanya bacaan tersebut terhenti
atau terputus apabila telepon tersebut “diangkat”. Ayat al-Quran
hendaklah dibaca secara penuh.</li>
<li>Adakalanya, nada dering bacaan dibunyikan pada tempat-tempat yang
kotor seperti toilet!! Haram bacaan al-Quran didalam toilet.</li>
</ol>
Pengharaman nada dering bacaan al-Quran termasuklah bunyi Adzan.<br />
Wallahu a'lam bishawab. :) <br />
<br />
Nah, sahabat dakwah yang saya cintai, sudah paham kan asal muasal tidak diperbolehkannya kita untuk menggunakan ayat suci al-Qur'an sebagai nada dering handphone?, jadi, mulai sekarang mari kita ganti nada dering, jangan pergunakan lagi ayat suci al-Qur'an :).<br />
<br />
Baiklah, cukup sekian sharing <a href="http://www.mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a> kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.<br />
Sampaikanlah Walau Satu Ayat....Salam Pejuang Dakwah.<br />
<br />
Sumber : http://myibrah.com/Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-37542638826239929562012-05-19T08:00:00.006-07:002012-05-19T08:06:35.603-07:00Puasa di Bulan Rajab, ada tidak ya?<h3 class="post-title entry-title" style="color: #404040; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 24px; line-height: 24px; margin-bottom: 8px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span style="color: #666666; font-size: 13px; font-style: italic; line-height: 18px; text-align: justify;">Bismillahirrahmanirrohim, assalammualaikum sahabat dakwah, uda mau masuk bulan rajab nih... banyak dari teman2 mengingatkan puasa pada bulan ini, tapi amalan puasa di bulan ini benar atau tidak ya? let's checked this out, semoga bermanfaat ^^</span></h3><div class="post-body entry-content" style="color: #666666; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; padding-top: 8px; text-align: justify;"><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Pada dasarnya, puasa itu disyariatkan dan dibolehkan di seluruh hari, di seluruh bulan dalam setahun, kecuali pada hari-hari dan bulan-bulan yang dilarang berpuasa.</div><div class="MsoNormal">Contoh puasa yang di sunnahkan; puasa senin kamis, puasa asyuro’, puasa 9 hari awal bulan dzulhijjah, puasa Daud, puasa arofah, puasa setengah awal bulan sya’ban.</div><div class="MsoNormal">Puasa yang dilarang; puasa dua hari raya, puasa hari Tasyriq, atau puasa di waktu haid. Sedangkan puasa pada bulan Ramadhan ialah suatu kewajiban yang tidak bias ditawar-tawar.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b>Puasa Bulan Rajab</b></div><div class="MsoNormal">Adapun puasa di bulan rajab memang ada dalil pen-syariatannya, artinya dibolehkan. Dibolehkan atas dalil umum; yaitu dalil keutamaan berpuasa di bulan-bulan haram, dan bulan rajab ialah termasuk dari 4 bulan Haram tersebut. (bulan haram: Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharrom, Rajab)</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Bahkan dalam Kitabnya “Nailul Author”, Imam Syaukani mengatakan bahwa kebolehan puasa pada bulan-bulan Haram yang didalamnya termasuk bulan rajab ialah suatu Ijma’ Ulama.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Adapun dalil yang mengkhususkan keutamaan puasa pada bulan rajab memang ada dan bisa dibilang banyak, namun status hadits-hadits tersebut Dho’if (lemah) dan Maudhu’ atau palsu. Tidak ada satupun hadits tentang keutamaan puasa di bulan Rajab ini yang statusnya shohih ataupun Hasan, Ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar Al’Asqolani dalam kitabnya “Tabyinul-‘Ujbi Bima Waroda Fi Syahri Rojab”.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Diantara hadits-hadits tersebut ialah:</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt;">1<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><span dir="LTR"></span>Dari Anas Bin Malik: “sesungguhnya dalam surga ada sungai yang bernama ‘Rajab’, airnya lebih putih dari susu, dan lebih manis dari madu, barang siapa yang bepuasa pada salah satu hari bulan Rajab, Allah akan meminumkan untuknya dari air sungai rajab itu”<br />
<br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="text-indent: -18pt;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span><span style="text-indent: -18pt;">Abu said Al-Khudri ra, Rasul SAW bersabda: “barang siapa yang berpuasa satu hari pada bulan Rajab, maka ia akan mendapatkan keridhoan Allah yang besar… barang siapa yang berpuasa 2 hari, ia akan mendapatkan 2 kali lipat pahala, dan satu lipatnya itu bagaikan gunung-gunung di bumi. Dan barang siapa yang berpuasa 3 hari, Allah akan membuatkan untuknya penghalang antara ia dan neraka dengan sebuah parit, yang panjangnya perjalanan selama setahun…………….(dan seterusnya, maaf tidak diteruskan penulisannya karena panjang sekali).</span><br />
<span style="text-indent: -18pt;"><br />
</span><br />
<span style="text-indent: -18pt;"> Barang siapa yang berpuasa pada bulan rajab selama 3 hari, ia bagaikan berpuasa selama sebulan, dan barang siapa yang berpuasa 7 hari, ditutup baginya pintu neraka, dan siapa yang berpuasa 8 hari, dibukakan untuknya 8 pintu surga, siapa yang berpuasa setengah bulan rajab, Allah menuliskan untuknya RidhoNya, dan siapa yang mendapat Ridho Allah ia tidak akan di siksa, dan siapa yang berpuasa sebulan rajab penuh, ia akan dihisab dengan hisab yang ringan.”</span></div><div class="MsoNormal"> </div><div class="MsoNormal">Hadits-hadits tersebut dan juga hadits-hadits lain yang membicarakan tentang keutamaan puasa pada bulan Rajab itu semua hadits yang lemah dan bahkan banyak juga yang Maudhu’ atau palsu. Artinya tidak dapat dijadikan dalil dan hujjah. (Ibnu Hajar / Tabyiinul-‘Ujb)</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b>Dilarang Mengkhususkan Bulan Rajab Untuk Berpuasa</b></div><div class="MsoNormal">Seperti keterangan diatas bahwa tidak ada penganjuran puasa pada bulan rajab secara khusus, karena tidak ada dalil yang sah mengenai hal itu.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Diriwayatkan dari Khorsyah bin Al-Harr bahwa sayyidina Umar ra pernah memukul tangan-tangan kaum muslim (yang berpuasa pada bulan rajab) hingga menaruhnya di piring-piring mereka, kemudia beliau berkata: “Makanlah! Sesungguhnya ini (Bulan rajab) ialah bulan yang diagung-agungkan oleh orang Jahiliyah” (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Katsir dalam Musnad Al-Faruq)</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Imam Abu Syaibah juga meriwayatkan bahwa Ibnu Umar me-makruh-kan puasa pada bulan Rajab.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b>Tidak Ada Larangan Puasa Bulan Rajab</b></div><div class="MsoNormal">Imam Ibnu Majah pernah meriwayatkan sbuah hadits dari Ibnu Abbas; “Bahwa Rasulullah SAW melarang untuk berpuasa pada bulan rajab”. Namun status hadits ini pun Dho’if (lemah) dan tidak bias dijadikan argument untuk pelarang puasa pada bulan Rajab. (Nailul Author Juz 4 Hal 331)</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><b>Kesimpulan</b></div><div class="MsoNormal">Kesimpulannya bahwa tidak ada dalil yang melarang puasa Rajab, dan juga tidak ada anjuran khusus untuk berpuasa di hari-hari bulan rajab. Namun hukum asli berpuasa itu dianjurkan sebagaimana disebutkan dalam hadits penganjuran berpuasa pada bulan-bulan haram, dan rajab termasuk dari 4 bulan Haram tersebut. (Imam Nawawi / Srayhun-Nawawi Lil-Muslim jul 8 hal 39)<br />
<br />
<b>Amalan Sunnah Bulan Rajab</b><br />
Dalam bulan Rajab ini ada amalan yang sering dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW setiap masuk bulan Rajab, yaitu membaca Do'a Rajab. redaksi do'anya seperti ini:<br />
<br />
<b>اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان</b><br />
<b><i>Allahumma Baarik Lanaa fi Rojaba Wa Sya'baana wa ballighnaa Romadhona.</i></b><br />
<i>"yaa Allah berkahilah kami pada bylan Rajab dan bulan Sya'ban ini, dan sampaikanlah (umur) kami sampai bulan Ramadhan"</i><br />
<i> </i><b><i> </i> </b></div><div class="MsoNormal"></div> Wallahu A'lam</div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-1105614181785199402012-05-11T21:06:00.002-07:002012-05-11T21:14:13.369-07:00Belajar dari Burung Hud-Hud<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; line-height: 150%;">Assalammualaikum sobat dakwah, masih ingat kisah burung hud-hud? Artikel kali ini menceritakan tentang kecerdasan </span><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; line-height: 150%;">burung hud-hud dalam dakwah di jaman Nabi Sulaiman, semoga bermanfaat yaa, selamat membaca ^^</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Umat Islam patut bersyukur karena ajaran dan agama yang dianutnya adalah agama yang telah diridhai oleh Allah Taala.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: 'Script MT Bold'; line-height: 150%;">“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barang siapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”</span></i><span style="font-family: 'Script MT Bold'; line-height: 150%;"> (Ali Imran:19)<o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Islam adalah agama para nabi dan umat-umat terdahulu ketika mereka masih lurus menjalankan agama mereka sesuai dengan perintah rasul dan nabi mereka seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah: 132-133 dan ayat136; Ali Imran: 52, 64 dan ayat 84; Al-Maidah: 111. Karena itu, umat Islam kaya akan kisah dan pelajaran dari umat-umat terdahulu. Kisah yang dialami oleh saudaranya seiman dalam menegakkan tauhid dan memakmurkan bumi. Kisah dan kejadian yang dialami umat terdahulu dapat kita lihat pada <i>Kalamullah</i> untuk diambil <i>ibrah</i> dan <i>pelajaran</i>. Kisah merupakan salah satu <i>uslub, metode</i> dalam mendidik umat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Di antara kisah dan kejadian unik yang ditayangkan dalam Alquran adalah kisah burung Hud-hud dengan nabi Sulaiman as. Seekor burung hud-hud yang melakukan kerja dakwah tanpa ada perintah terlebih dahulu. Ia mengintai suatu aktivitas suatu kaum yang dengan sebab kabar itulah, segolongan umat mendapat hidayah Allah, masuk ke dalam agama Islam.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: 'Script MT Bold'; line-height: 150%;">“Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.”Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.”</span></i><span style="font-family: 'Script MT Bold'; line-height: 150%;"> (An-Naml:22-23)<o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Tindakan burung Hud-hud janganlah dijadikan dalil untuk <i>tasayyub</i> (lepas kontrol), tetapi harus dipahami dengan positif bahwa yang dilakukan burung Hud-hud merupakan tindakan memanfaatkan <i>furshah</i> -peluang- untuk menjalankan misi dakwah. Dakwah yang diawali dengan mengetahui keadaan spiritual mereka.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Burung Hu-hud tidak keluar dari tujuan pemimpinnya, juga tidak melanggar prinsip-prinsip umum atau mengabaikan perintah lainnya yang lebih utama, tetapi kisah tersebut menunjukkan bahwa pada diri prajurit terdapat ciri <i>yaqdzah</i> (selalu sadar akan misi), <i>diqqah </i>(teliti) dalam beramal dan semangat untuk menyadarkan kaum. Juga menunjukkan bahwa pada diri pemimpin terdapat sifat atau sikap kontrol, ketegasan dan penyelesaian yang tidak sembrono.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Kecerdasan dan kecemerlangan berfikir burung Hud-hud tersebut telah ia manfaatkan untuk mengambil kesempatan untuk mencari berita dan kabar suatu kaum karena ia berkeinginan untuk menyampaikan risalah Islam kepada mereka, mengajak mereka untuk mentauhidkan Allah diserta dengan tindakan yang bijak, presentasi yang gemilang serta keberanian dalam mengemukakan alasan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Kisah ini banyak mengandung pelajaran kita semua, para dai, pendidik dan pengemban amanah di antaranya:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Seorang dai tentu lebih mulia dari seekor burung Hud-hud yang memiliki inisiatif positif dan mencari-cari kebaikan. Seorang dai lagi mukmin lebih terpanggil untuk berinisiatif dan melakukan perbuatan baik tanpa harus menunggu perintah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Memandang kepada para pemimping dakwah bahwa tidak seluruh rencana dan program dapat dikerjakan dan dapat dikontrol, karena itu pengarahan terhadap semua perintah dan kebijakan adalah lebih diutamakan. Kita dapat menyimak bahwa Nabi Sulaiman as. yang dikuatkan dengan wahyu Allah swt., jin, burung-burung dan makhluk lainnya tunduk padanya, namun ia tidak mampu mengetahui semua perkara dan tidak mampu menyerap semua informasi. Karenanya ia memerlukan sedikit informasi dari burung yang kecil yang secara positif merupakan masukan besar bagi dakwah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Dari kisah tersebut kita menyaksikan pengecekkan atas keterlambatan burung Hud-hud. Dengan sikap <i>ijabiyah</i> (positif) yang pada burung Hud-hud, maka alasannya itu diterima.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Di lain pihak, (<i>Sulaiman berkata, “Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta</i>.) Menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus menerima alasan keterlambatan tersebut dan membatalkan hukuman yang telah ia janjikan karena alasan burung itu. Alasan burung Hud-hud tersebut mengandung kemungkinan benar dan dusta. Tetapi kenyataannya adalah bahwa yang dikabarkan oleh burung hud-hud adalah benar dan dari kabar itulah nabi Sulaiman as. kemudian menyerukan untuk berjihad.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Suatu kekuatan yang dimiliki burung Hud-hud yang digunakan secara positif untuk taat kepada pemimpin, kekuatan ilmu pengetahuan. Sehingga ia selamat dari hukuman berupa siksaan dan penyembelihan dengan ilmu pengetahuan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: 'Script MT Bold'; line-height: 150%;">“Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.”</span></i><span style="font-family: 'Script MT Bold'; line-height: 150%;"> An-Naml: 22<o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Keberanian burung Hud-hud untuk berbicara kepada nabi Sulaiman a.s. karena kabar yang dibawa burung Hud-hud merupakan kabar penting.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Pelajaran lain, adalah bahwa kita seharusnya selalu hadir dalam segala aktivitas da’wah, pembinaan dan pelayanan umat. Boleh jadi seseorang tidak pernah absen untuk hadir di setiap pertemuan atau rapat akan tetapi keikutsertaannya di setiap aktivitas, kegiatan khidmat umat tidak kelihatan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Sebagai pemimpin, dapat mengambil beberapa pelajaran yang dapat dicermati dari sikap dan respon Nabi Sulaiman terhadap kerja burung Hud-hud. Di antara pelajaran itu adalah:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Merasa kehilangan terhadap pengikutnya. Seorang pemimpin harus memperhatikan siapa yang tidak hadir dalam setiap pertemuan dan kegiatan. Karena perhatiannya terhadap kehadiran anggotanya merupakan bagian dari tanggungjawabnya yang harus diemban. Nabi Sulaiman a.s. mempertanyakan ketidakhadiran burung Hud-hud.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Sangat perhatian terhadap perkara. Seorang pemimpin harus memiliki <i>haibah</i> di hadapan anggotanya dengan menyatakan sikap tegasnya di hadapan pengikutnya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; line-height: 150%;">Evaluasi</span></b><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; line-height: 150%;">. Seorang pemimpin harus berinisiatif untuk mengevaluasi proses pembinaan, dakwah dan kegiatan pelayanan di tengah umat.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; line-height: 150%;">Klarifikasi uzur.</span></b><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; line-height: 150%;"> Mengklarifikasi alasan alasan anggotanya agar penyikapan dan perlakukan yang akan diambil lebih berdampak positif.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Dengan kerja yang kelihatannya kecil, hanya sekadar mengetahui keadaan dan kondisi keagamaan suatu kaum, dapat menghasilkan prestasi besar, yaitu keislaman Ratu dan rakyatnya, tunduk untuk beribadah kepada Allah bersama nabi Sulaiman a.s.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Karena itu pula dalam dunia peradaban materi kita melihat banyak karya dan hasil penemuan besar awalnya dirintis oleh kerja dan inisiatif satu orang. Hasil kerja seorang ini kemudian didukung dan didanai oleh kelompok atau negara. Seperti penemuan sepeda, lalu mesin cetak, telegraf, bola lampu dan lain-lain. Demikan pula dalam medan dakwah, banyak yang awalnya merupakan terobosan pribadi kemudian menjadi garapan oraganisasi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Jadi dengan sikap <i>positif</i> seorang dai, pendidik akan banyak amal Islam yang dapat dihasilkan seiring dengan hasil yang gemilang. Di antaranya adalah dengan merasa kurang di hadapan Allah dalam menjalankan semua kewajiban yang telah dibebankan kepadanya, maka akan muncul rasa pada diri seorang mukmin untuk berusaha mengerjakan satu kewajiban dengan sebaik-baiknya dan dengan niat yang lurus. Dengan demikian ia telah mengerti maksud dari taklif Allah, yaitu agar manusia berusaha membaguskan amalnya dengan cara meluruskan niat dan menyesuaikan segala perbuatan dan ibadahnya sesuai dengan syariat<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Di antara sikap positif adalah tidak meremehkan perkara kecil, karena seringkali sesuatu yang besar menjadi kecil nilainya karena niat yang kurang ikhlas dan kadang beberapa kalimat akan mendatangkan kebaikan yang banyak karena niat dan keluar dari hati yang tulus. Pernah seorang ulama ditanya, “<i>Sampai kapan Anda terus menulis hadits</i>? Lalu ia menjawab, <i>“Mungkin kalimat yang akan menyelamatkanku masih belum aku tulis</i>.”<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Untuk menunjukkan betapa perkara ringan itu tidak boleh dianggap ringan, Rasulullah saw. menegaskan bahwa banyak perkara ringan atau sepele, tetapi di sisi Allah mempunyai bobot pahala dan kebaikan bagi yang melakukannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; line-height: 150%;">عن أَبِي ذَرّ قالَ قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: تَبَسّمُكَ في وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ، وَأَمْرُكَ بِالمَعْروفِ ونهيُكَ عن المُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وإِرْشَادُكَ الرّجُلَ </span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; line-height: 150%;">في أَرْضِ الضّلاَلِ لَكَ صَدَقَةٌ، وبَصَرُكَ لِلرّجُلِ الرّدِيءِ البَصَرِ لَكَ صَدَقَةٌ، وإِمَاطَتُكَ الْحَجَرَ والشّوْكَ والعَظْمَ عن الطّرِيقِ لَكَ صَدَقَةٌ، وإِفْرَاغُكَ مِنْ دَلْوِكَ في دَلْوِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَة. (رواه البخاري والترمذي)</span><span dir="LTR" style="font-family: 'Script MT Bold'; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: 'Script MT Bold'; font-size: large; line-height: 150%;">Dari Abu Dzar r.a. ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “<i>Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah bagimu, perintahmu mengerjakan kebaikan dan mencegah kemungkaran adalah sedekah bagimu, kamu menunjuki orang yang tersesat juga merupakan sedekah bagimu, membantu orang yang kurang penglihatannya juga merupakan sedekah bagimu, menyingkirkan batu, duri dan tulang dari jalan juga merupakan sedekah bagimu, kamu menuangkan air dari timbamu ke timba saudaramu juga merupakan sedekah bagimu.</i>” (H.R. Bukhari dan Tirmidzi)<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Dalam konteks amar ma’ruf nahyi munkar, maka kita akan menemukan medan dan lapangannya yang cukup luas dan lebar. Di mana kita akan menemukan setiap hari fenomena atau suasana kemungkaran yang mesti kita hilangkan dari masyarakat. Maka dengan kata-kata yang bijak kita dapat menuliskan keprihatinan kita atau analisa kritis kita di meda cetak. Atau sekadar mendukung artikel bagus yang mengangkat permasalahan yang sedang kita cermati. Atau mungkin dengan mengirimkan surat ke pejabat atau wakil kita di DPR pusat maupun daerah. Yang penting dalam diri seorang dai adalah keinginan dan kemauan untuk mengadakan perubahan ke arah positif dengan cara yang dapat ia tempuh sebatas otoritas yang ia miliki. Karena itu keberadaan kita pada posisi yang memiliki otoritas yang luas dan besar akan membantu dan mengefektifkan usaha dakwah dalam perbaikan masyarakat.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Meskipun dengan menjadi ketua RT atau RW kita dapat lebih maksimal dan efektif untuk membuat perubahan di lingkungan sekitar tempat tinggal kita, kenapa kita tidak lakukan? Kenapa kita tidak peduli dengan hal ini, sehingga membiarkan posisi itu dipegang atau berada pada orang yang pemahaman Islamnya masih minim.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: large; line-height: 150%;">Atau posisi struktural di tempat pekerjaan yang menyebabkan kita memiliki otoritas terhadap bawahan kita, maka merupakan suatu bekal dan modal untuk menjadi bagian dari perubahan di tempat tersebut. Perubahan menuju lebih baik. <i><o:p></o:p></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; line-height: 150%;">Wallahu alam bis shawab</span></i><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; line-height: 150%;"><span style="font-size: large;"><br />
</span> <br />
</span><span style="font-family: 'Agency FB', sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-89397209242922435982012-05-11T03:26:00.000-07:002012-05-11T03:26:45.973-07:00Mengatasi Dilema dan Galau<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><em><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Assalammualaikum sahabat dakwah, pernah ngalamin yang namanya ANDILAU? Antara Dilema dan Galau? Kayanya lagi jadi trending topic ya di beberapa sosial media, </span></em><span style="color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Sebenarnya apa sih arti kata galau ? Menurut Kamus Bahasa Indonesia, galau berarti keadaan pikiran yang tak keruan. Pikiran tak keruan, tentu hati pun tak tenang. Hati yang tak tenang, resah, gelisah tentu bukanlah hati yang sehat. <o:p></o:p></span></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: 'Informal Roman'; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Nah, yang kayak gini juga pernah menghinggapi shahabat Rasulullah yang bernama Abu Umamah. Abu Umamah duduk dengan air muka yang lesu di dalam masjid, padahal ketika itu biasanya seluruh penduduk Madinah sedang berada dalam kesibukan, baik bertani, berdagang, maupun mengurus keperluan rumah tangga. Rasulullah kemudian bertanya ada apakah gerangan dengan shahabat tersebut. Abu Umamah kemudian mengatakan pada Rasulullah bahwa ia dalam keadaan yang sangat berat, gelisah, juga terlilit hutang.</span><span style="color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;"><span style="font-family: 'Informal Roman'; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Rasulullah SAW kemudian mendekati shahabatnya tersebut dan berkata, “Bukankah aku telah mengajarkanmu sebuah ucapan yang bila kamu mengucapkannya maka Allah akan menghilangkan kesedihan dan melunaskan hutangmu?”<o:p></o:p></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Informal Roman'; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Mau tahu, apa yang pernah diajarkan Rasulullah kepada shahabatnya? Nah, inget-inget ya Sobat. Jangan lupa kayak shahabat Rasul yang satu ini. Nah, ini dia nih doa yang pernah diajarkan Rasulullah SAW,<span class="apple-converted-space"> </span><em><b>“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan kesusahan, berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, berlindung kepada-Mu dari kebakhilan dan ketakutan, dan berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan orang”</b></em><span class="apple-converted-space"><b> </b></span>(HR Abu Daud).<o:p></o:p></span></div><div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Informal Roman'; font-size: 14pt; line-height: 150%;">Doa ini diajarkan Rasulullah untuk diucapkan setiap pagi dan petang. Hasilnya… beberapa waktu kemudian, Abu Umamah telah kembali terlihat cerah-ceria dan mengaku bahwa semua kesulitannya telah hilang.<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="color: #0077ff; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">...Doa ini adalah jembatan perlindungan dari rasa malas dan kejenuhan, agar segala urusan kita dimudahkan dan terhindar dari segala bentuk bencana...<o:p></o:p></span></b></div><div style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="color: #0077ff; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><br />
</span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: 15.6pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Selain itu, yuk kita coba buka Al Qur’an kita… :D simak beberapa ayat berikut:<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center; vertical-align: baseline;"><em><b><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar…”( Q.S at Thalaq [65]:2)</span></b></em><b><span style="color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div align="center" style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center; vertical-align: baseline;"><em style="border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial;"><b><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“ Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar… (Q.S Al Baqarah[2]: 155).</span></b></em><b><span style="color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div align="center" style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center; vertical-align: baseline;"><em style="border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial;"><b><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan. ”(Q.S Hud[11]:115)</span></b></em><b><span style="color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div align="center" style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center; vertical-align: baseline;"><em style="border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial;"><b><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Q.S Al Insyirah [94]: 5-6)</span></b></em><b><span style="color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div align="center" style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center; vertical-align: baseline;"><em style="border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial;"><b><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“…Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.” (Q.S at Thalaq [65]:3)</span></b></em><b><span style="color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div><div style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: 15.6pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Takwa, sabar, dan tawakal adalah obat galau. Yakinlah bahwa kesulitan tak pernah berdiri sendiri, selalu ada solusi, bahkan mungkin ada banyak solusi! Tak usah galau, tak perlu meratap, karena di balik setiap kejadian selalu bertabur hikmah.<o:p></o:p></span></div><div style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: 15.6pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Kembalikan semua urusankepada Allah. Bukankah Allah adalah Al Wakil (Yang mengurus hamba-Nya)? Sungguh, Allah tak pernah meninggalkan kita, tak pernah menutup pintu rizki untuk hamba-hamba-Nya… Bukankah Allah adalah As Shamad (tempat bergantung segala sesuatu)? Bersandarlah pada Allah, mohonkan segalanya hanya kepada Allah.<o:p></o:p></span></div><div style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: 15.6pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Ridhalah dengan segala kehendak dan ketetapan-Nya, karena boleh jadi kita tidak menyukai sesuatu padahal itu baik untuk kita. Yang kita inginkan belum tentu yang terbaik untuk kita. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya, sedangkan pengetahuan kita tentang hakikat baik sangatlah terbatas.<o:p></o:p></span></div><div style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><em style="border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">Subhanallah</span></em><span style="color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">… Betapa obat galau bertaburan dalam Al Qur’an. Tapi sayangnya, Al Qur’an seringkali kita lupakan. kita lebih memilih internetan daripada membuka Al Qur’an. Ditambah lagi semua provider sangat gencar berpromosi dengan slogan anti galau, bebas galau, ditambah gratis social network,dan serba gratis lainnya.Ahh..kita pun semakin asik internetan, sementara Al Qur’an kian terpinggirkan…<o:p></o:p></span></div><div style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: 15.6pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Andaikan Rasulullah masih hidup, dapat dibayangkan betapa sedih dan pedihnya hati Rasulullah melihat keadaan umat islam sekarang ini… Umatnya yang jauh dari Al Qur’an, mengabaikan Al Qur’an…<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center; vertical-align: baseline;"><b><em style="border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial;"><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">”Dan Rasul berkata,”Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan AlQur’an ini diabaikan.”</span></em><span class="apple-converted-space"><i><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;"> </span></i></span></b><span style="color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><b>( Q.S Al Furqan [25]:30)</b><o:p></o:p></span></div><div align="center" style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center; vertical-align: baseline;"><span style="color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"><br />
</span></div><div style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: 15.6pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in; vertical-align: baseline;"><span style="color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Adakah kita meluangkan waktu kita untuk Al Qur’an? Adakah kita menghiasi hari-hari kita dengan Al Qur’an? Adakah kita mencari solusi drama kehidupan kita dalam Al Qur'an? Karena sungguh, obat segala penyakit hati ada dalam Al Qur’an.<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="background-attachment: scroll; background-position-x: 0px; background-position-y: 0px; background-repeat: repeat; border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center; vertical-align: baseline;"><em style="border-color: initial; border-image: initial; border-style: initial;"><b><span style="border: none windowtext 1.0pt; color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-border-alt: none windowtext 0in; padding: 0in;">“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran Al Qur’an dari Tuhanmu, penyembuh penyakit yang ada dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.”(</span></b></em><b><span style="color: #222222; font-family: "Aparajita","sans-serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Q.S Yunus[10]:57)<o:p></o:p></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><span style="color: #222222; font-family: "Informal Roman"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Semoga sobat dakwah bebas dari penyakit dilemma dan galau yaa, Nice try :D<o:p></o:p></span></div><div style="background: white; line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-35133473482197819882012-05-07T20:58:00.000-07:002012-05-07T20:58:59.551-07:00Hadist mengenai Sabar<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Assalammualaikum pecinta dakwah, berikut ini adalah hadist-hadist mengenai sabar, semoga bermanfaat ya ^^<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sebelum membahas mengenai hadits-hadits tentang sabar, mari kita simak dahulu firman Allah SWT dalam beberapa ayat Al-Qur’an berikut ini:<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu…”</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> (QS. Ali Imran: 200)<span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 30.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;">وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ </span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 20pt;">ۗ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"> وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾</span><span dir="LTR" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">“Sungguh, akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> (QS. Al-Baqarah: 155)<span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 30.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;">قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ </span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 20pt;">ۚ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"> لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ </span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 20pt;">ۗ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"> وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ </span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 20pt;">ۗ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"> إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ ﴿١٠﴾</span><span dir="LTR" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">“…Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> (QS. Az-Zumar: 10)<span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 30.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;">وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ﴿٤٣﴾</span><span dir="LTR" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">“Tetapi, orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya, (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.”</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> (QS. Asy-Syuura: 43)<span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 30.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;">إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٣﴾</span><span dir="LTR" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">“…Sesungguhnya, Allah beserta orang-orang yang sabar.”</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> (QS. Al-Baqarah: 153)<span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 30.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;">وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّىٰ نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنكُمْ وَالصَّابِرِينَ</span><span dir="LTR" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">“Dan sesungguhnya, Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu…”</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> (QS. Muhammad: 31)<span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Dan, masih banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang berisi perintah untuk bersabar serta menjelaskan keutamaan sabar. Mari kita mulai bahas mengenai hadits tentang sabar.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 30.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;">وعن أبي مالك الحارث بن عاصم الأشعري رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم الطهور شطر الإيمان والحمد لله تملأ الميزان وسبحان الله والحمد لله تملآن أو تملأ ما بين السموات والأرض والصلاة نور والصدقة برهان والصبر ضياء والقرآن حجة لك أو عليك كل الناس يغدو فبائع نفسه فمعتقها أو موبقها رواه مسلم</span><span dir="LTR" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Abu Malik Al-Harits bin ‘Ashim Al-Asy’ari RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kesucian itu sebagian dari iman, dan kalimat alhamdulillah memenuhi timbangan. Kalimat subhanallah dan alhamdulillah memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu cahaya, sedekah itu bukti, sabar itu cerminan, Al-Qur’an itu hujjah yang akan membela atau menuntutmu. Setiap manusia bekerja. Ada yang menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya, dan ada pula yang menghancurkan dirinya.”</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> (HR. Muslim)<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pelajaran dari Hadits:</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><ol start="1" style="margin-top: 0in;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wudhu memiliki kedudukan yang utama dalam Islam. Ia menjadi syarat sahnya shalat.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dzikir adalah amal ibadah yang utama.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadits di atas mengandung anjuran untuk memperbanyak shalat, karena shalat adalah cahaya yang menerangi kehidupan seorang muslim. Shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar, juga akan membimbing orang yang mendirikannya untuk mengikuti kebenaran dan mencegah kerusakan.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sabar adalah sifat yang utama.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al-Qur’an adalah sumber hukum yang pertama dan utama, tempat kembali saat terjadi pertikaian, dan undang-undang bagi umat Islam.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Melalui sabdanya, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk memperbanyak sedekah, karena sedekah adalah bukti kejujuran dan keikhlasan seorang muslim.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setiap manusia harus bekerja dan mencari rezeki agar tidak tergantung atau meminta-minta pada orang lain.<o:p></o:p></span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setiap muslim harus mengisi usianya dengan berbagai aktivitas ibadah kepada Allah SWT<o:p></o:p></span></li>
</ol><div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Arial, sans-serif; line-height: 150%;"><br />
</span><b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%;">Hadits ke-2</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 30.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;">وعن أبي سعيد بن مالك بن سنان الخدري رضي الله عنهما أن ناسا من الأنصار سألوا رسول الله صلى الله عليه وسلم فأعطاهم ثم سألوه فأعطاهم حتى نفد ما عنده فقال لهم حين أنفق كل شيء بيده ما يكن من خير فلن أدخره عنكم ومن يستعفف يعفه الله ومن يستغن يغنه الله ومن يتصبر يصبره الله وما أعطى أحد عطاء خيرا وأوسع من الصبر متفق عليه</span><span dir="LTR" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Abu Sa’id, Sa’d bin Sinan Al-Khudri RA berkata bahwa beberapa orang Anshar meminta sesuatu kepada Rasulullah SAW. Rasulullah memberinya, hingga apa yang ada padanya habis. Lalu, beliau bersabda kepada mereka ketika beliau menginfakkan semua yang ada di tangannya. “Aku tidak akan menyimpan harta yang ada padaku. Barangsiapa yang menjaga dirinya dengan tidak meminta-minta, maka Allah akan menjaganya. Siapa pun dari kalian yang merasa cukup, maka Allah akan mencukupinya. Barangsiapa yang berlatih untuk bersabar, niscaya Allah memberikan kesabaran kepadanya. Dan, tidak ada nikmat yang lebih baik dan lebih luas, yang diberikan kepada seseorang, selain kesabaran.”</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> (Muttafaq ‘alaih)<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pelajaran dari Hadits</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Hadits ini menjadi satu bukti bagi setiap muslim bahwa mereka harus memiliki sifat-sifat yang terpuji, seperti mudah memaafkan dan suka berinfak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Adapun yang dimaksud dengan kaya bukan kaya harta, melainkan kaya hati.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Rasulullah menganjurkan umatnya untuk menerima nikmat yang telah Allah berikan kepadanya dan bersikap qana’ah, serta menjauhi sikap meminta-minta.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l0 level1 lfo2; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sifat dan akhlaq terpuji dapat diperoleh dengan kesabaran.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Hadits ke-3</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 30.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;">وعن أبي يحيى صهيب بن سنان رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر فكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له رواه مسلم</span><span dir="LTR" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Abu Yahya, Shuhaib bin Sinan RA, berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh unik urusan orang yang beriman itu. Semua urusannya, baik baginya. Hal itu hanya dimiliki oleh orang yang beriman. Jika dia memperoleh kegembiraan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar, dan itu baik baginya.”</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> (Muslim)<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pelajaran dari Hadits</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Kehidupan seorang muslim, baik senang maupun susah, adalah kebaikan dan bernilai pahala di sisi Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.35pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l2 level1 lfo3; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seorang mukmin sejati akan bersyukur kepada Allah di waktu senang dan bersabar di waktu susah, sehingga ia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sementara itu, orang yang imannya lemah akan menggerutu dan marah ketika ditimpa musibah, sehingga ia mendapatkan dua keburukan, yakni kesulitan hidup dan dosa karena ketidaksabarannya. Ia juga tidak bisa mengukur besarnya nikmat yang telah Allah berikan kepadanya, sehingga tidak bisa mensyukuri dan melaksanakan kewajibannya. Oleh karena itu, nikmat yang ada padanya berubah menjadi bencana<o:p></o:p></span></div><div align="center" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
</span><b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt;">Hadits ke-4</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 11pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 30.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;">وعن أنس رضي الله عنه قال لما ثقل النبي صلى الله عليه وسلم جعل يتغشاه الكرب فقالت فاطمة رضي الله عنها واكرب أبتاه فقال ليس على أبيك كرب بعد اليوم فلما مات قالت يا أبتاه أجاب ربا دعاه يا أبتاه جنة الفردوس مأواه يا أبتاه إلى جبريل ننعاه فلما دفن قالت فاطمة رضي الله عنها أطابت أنفسكم أن تحثوا على رسول الله صلى الله عليه وسلم التراب رواه البخاري</span><span dir="LTR" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 11.55pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Anas RA berkata, “Ketika sakit Nabi SAW bertambah parah, beliau diliputi beberapa penderitaan. Fatimah RA berkata, ‘Alangkah hebatnya penderitaan Ayah.’</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Rasulullah SAW bersabda, ‘Setelah hari ini, Ayahmu tidak akan mendapatkan penderitaan lagi.’</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ketika Rasulullah SAW meninggal dunia, Fatimah berkata, ‘Ayah, engkau telah menyambut panggilan Tuhan. Ayah, surga Firdauslah tempatmu. Ayah, kepada Jibril aku ucapkan berita kematian ini.’</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Ketika Rasulullah SAW dimakamkan, Fatimah berkata, ‘Apakah kalian tidak merasa berat hati menaburkan debu kepada Rasulullah SAW?’”<o:p></o:p></span></i></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pelajaran dari Hadits</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Seorang yang sedang sakit diperbolehkan mengeluhkan sakit yang dirasakannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Diperbolehkan menyebutkan sifat-sifat baik orang yang sudah meninggal.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l1 level1 lfo4; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: 0in;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Hadits ini menjadi bukti kesabaran Nabi SAW saat menghadapi <i>sakaratul-maut</i>.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 9.0pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Hadits ke-5</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: 30.0pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center; unicode-bidi: embed;"><span lang="AR-SA" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;">وعن أبي زيد أسامة بن زيد حارثة مولى رسول الله صلى الله عليه وسلم وحبه وابن حبه رضي الله عنهما قال أرسلت بنت النبي صلى الله عليه وسلم إن ابني قد احتضر فاشهدنا فأرسل يقرئ السلام ويقول إن لله ما أخذ وله ما أعطى وكل شيء عنده بأجل مسمى فلتصبر ولتحتسب فأرسلت إليه تقسم عليه ليأتينها فقام ومعه سعد بن عبادة ومعاذ ابن جبل وأبي بن كعب وزيد بن ثابت ورجال رضي الله عنهم فرفع إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم الصبي فأقعده في حجره ونفسه تقعقع ففاضت عيناه فقال سعد يا رسول الله ما هذا فقال هذه رحمة جعلها الله تعلى في قلوب عباده وفي رواية في قلوب من شاء من عباده وإنما يرحم الله من عباده الرحماء متفق عليه</span><span dir="LTR" style="font-family: 'Traditional Arabic', serif; font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Abu Zaid, Usamah bin Zaid bin Haritsah RA <a href="http://www.dakwatuna.com/2012/05/20278/hadits-hadits-yang-terkait-dengan-sabar-bagian-ke-3/#_ftn1" title=""><span style="color: #336699; text-decoration: none; text-underline: none;">[1]</span></a>, berkata, “Putri Rasulullah <a href="http://www.dakwatuna.com/2012/05/20278/hadits-hadits-yang-terkait-dengan-sabar-bagian-ke-3/#_ftn2" title=""><span style="color: #336699; text-decoration: none; text-underline: none;">[2]</span></a> mengutus seseorang untuk menyampaikan pesan kepada Nabi SAW., ‘Bahwa anakku sedang sekarat. Karena itu, jenguklah ia.’</span></i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Nabi hanya mengirim salam dan berkata, ‘(Katakan kepadanya), “Sesungguhnya, Allah berhak mengambil dan memberi. Segala sesuatu ada batasnya. Hendaknya ia bersabar dan mengharap pahala dari Allah.”’</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sekali lagi, putri Rasulullah mengirim utusan, memohon kepada Nabi untuk datang menjenguk. Lalu, Rasulullah berangkat bersama Sa’d bin Ubadah RA, Muadz bin jabal RA, Ubay bin Ka’b RA, Zaid bin Tsabit RA, dan sejumlah sahabat.</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">(Sesampainya di rumah Zainab) anak perempuan yang sedang sakaratul-maut itu didudukkan di pangkuan Nabi SAW., dan napasnya sudah tersengal-sengal. Melihat hal itu, Zainab menangis.</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Sa’d bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa ini?’</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Rasulullah SAW menjawab, ‘Ini adalah kasih sayang yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya.’”</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><i><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Di dalam riwayat lain disebutkan, “Pada hati hamba yang dikehendaki-Nya, Allah mengasihi hamba-hamba-Nya yang memiliki kasih sayang.”</span></i><span style="font-family: Arial, sans-serif;"> (Muttafaq ‘alaih)<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; text-align: justify; text-indent: -27.0pt;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Pelajaran dari Hadits</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 36.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l4 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -27.35pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Diperbolehkan mengundang orang-orang shalih saat salah satu anggota keluarga sedang sekarat. Ini dimaksudkan untuk mendapatkan berkah dan doa mereka, bahkan diperbolehkan meminta kehadiran mereka dengan sumpah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 36.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l4 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -27.35pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Orang-orang yang diundang, dianjurkan untuk memenuhi permintaan yang disertai dengan sumpah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 36.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l4 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -27.35pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Rasulullah SAW menganjurkan untuk bersikap lembut, mengasihi, dan menyayangi makhluk Allah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 36.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l4 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -27.35pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Selain mengandung anjuran, hadits tersebut juga mengandung peringatan untuk menjauhi hati yang keras.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 36.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l4 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -27.35pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Diperbolehkan menangisi orang yang meninggal selama tidak meraung-raung.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; margin-left: 36.7pt; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: l4 level1 lfo5; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -27.35pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Berusahalah meringankan kesedihan orang yang sedang tertimpa musibah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <hr align="center" noshade="" size="1" width="33%" /> </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><b><span style="font-family: Arial, sans-serif;">Catatan Kaki:</span></b><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><a href="http://www.dakwatuna.com/2012/05/20278/hadits-hadits-yang-terkait-dengan-sabar-bagian-ke-3/#_ftnref1" title=""><span style="color: #336699; text-decoration: none; text-underline: none;">[1]</span></a> Ia adalah budak yang dimerdekakan oleh Raulullah. Ia dan ayahnya sangat disukai oleh Rasulullah saw.<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><a href="http://www.dakwatuna.com/2012/05/20278/hadits-hadits-yang-terkait-dengan-sabar-bagian-ke-3/#_ftnref2" title=""><span style="color: #336699; text-decoration: none; text-underline: none;">[2]</span></a> Zainab<o:p></o:p></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><br />
<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--></span></div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-85778251057214253712012-05-01T08:07:00.000-07:002012-05-01T08:07:12.909-07:00Apapun peranmu, surga obsesimu..!<div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Assalammualaikum sahabat dakwah, artikel yang satu ini sangat menarik loh ^^, bagaimana kita berperan di dunia dengan rezeki yang barokah, yang tentu saja dapat mengantarkan kita pada JannahNya, mau tau?</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">so let's checked this out,</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><span style="line-height: 1.3em;">Banyak sekali peran di dunia ini. Menjadi seorang pelajar, </span><i style="line-height: 1.3em;">public figure</i><span style="line-height: 1.3em;">, politikus, wartawan, guru, dsb. Mereka memilih perannya masing-masing. Mereka memiliki tujuan yang berbeda satu sama lain. Jika keadaan terpuruk tak sedikit dari mereka memilih peran yang tidak halal. Tanpa disadari mereka memakan rezeki yang tidak barokah. Sikap pun menjadi tidak bermoral. Naudzubillah.</span></div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">ALLAH menyediakan segala macam kenikmatan, rezeki dan rahmatNYA yang tiada henti untuk setiap makhlukNYA di muka bumi, tanpa terkecuali. Manusia sebagai makhluk yang dianugerahi akal dan pikiran semestinyalah menjaga segala keseimbangan yang ada di muka bumi. Jika keseimbangan itu sedikit berubah niscaya banyak bencana yang datang.</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Manusia memiliki peran yang luar biasa besar untuk terus memberikan kesejahteraan pada sesamanya. Setiap yang kita lakukan seharusnya memiliki tujuan. Diawali dengan niat yang baik, dalam proses yang baik, sedangkan hasil serahkan pada yang kuasa. Banyak orang yang menginginkan hasil yang baik, diawali dengan niat yang baik namun melalui proses yang tidak baik.</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Seperti kisah seseorang yang dianggap Hero, karena peduli pada rakyat kecil dan tidak menyukai pemerintahan. Hero ini selalu berkeliaran setiap malam. Ketika orang-orang sedang tertidur lelap. Mencuri harta benda orang-orang kaya. Dan paginya dibagikan kepada rakyat kecil. Setujukah Anda dengan cara Hero ini?</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Meskipun niat dan tujuannya baik untuk menolong rakyat kecil. Namun caranya salah. Tetap itu tidak barokah dan sia-sia.</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Banyak di sekitar kita yang tidak lagi mempedulikan halal atau tidaknya sebuah pekerjaan yang digelutinya saat ini. Mereka tidak pikir panjang apa dampak dari perbuatannya tersebut. Jadi jangan salahkan jika generasi muda saat ini banyak yang sulit diatur, dan bertindak semaunya. Karena di dalam tubuh mereka mengandung rezeki yang tak halal. Naudzubillah</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Kembali kepada niat, agar ALLAH senantiasa meridhai setiap usaha kecil yang kita lakukan. Setiap usaha yang kita lakukan kita niatkan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Kita niatkan agar kita doa-doa kita mudah dikabulkan. Agar ALLAH tidak menjatuhkan bencana karena murkaNYA kepada kita. Agar banyak generasi muda yang berakhlaqul kharimah.</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Menjadi guru kita niatkan untuk mencerdaskan bangsa…</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Menjadi penulis kita niatkan untuk menginspirasi banyak orang…</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Menjadi pelajar kita niatkan untuk menjalankan amanah orang tua…</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Menjadi wirausahawan kita niatkan untuk mandiri secara finansial…</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Dan segala macam peran yang kita lakukan kita niatkan semata-mata hanya untuk mendapatkan ridhaNYA. Dengan cara yang disukaiNYA.</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><em>Surgakan Peranmu. Raih puncak bahagia penuh barokah. Tapaki peran, bahkan syukuri kegagalan sebagai pertolongan yang menyelamatkan.</em> (Solikhin Abu Izzudin)</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Pak Solikhin Abu Izzudin dalam buku HERO mempunyai rumusnya untuk mengemas dan mendesain peran sebagai jalan menuju syurga.</div><ul style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 17px; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left;"><li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong>Clean,</strong> bersih dan berintegritas moral, shalih ritual alias shoolihun linafsih</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong>Care, </strong>peduli sesama, berobsesi untuk selalu memberikan yang terbaik, give the best, shalih sosial alias naafi’un lighoirih</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><strong>Competence</strong>, mampu mengemban amanah dengan handal dan profesional, service excellent.</li>
</ul><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;">Bukan peran yang kita permasalahkan dan kita keluhkan. Ubahlah cara kita menjalani peran itu. Jalani dengan penuh kesyukuran, keikhlasan. Semoga kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.</div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><em>Apapun peranmu, surga obsesimu..!</em></div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><a href="http://www.dakwatuna.com/2012/05/20125/apapun-peranmu-surga-obsesimu/">http://www.dakwatuna.com/2012/05/20125/apapun-peranmu-surga-obsesimu/</a> </div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><em>Wassalammualaikum :D</em></div><div style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: justify;"><em>nantikan artikel-artikel selanjutnya yang lebih menarik :D</em></div><span style="line-height: 17px; text-align: left;"><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif;"><br />
</span></div></span>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-10517279104268164272012-04-29T20:01:00.000-07:002012-04-29T20:01:09.005-07:00Doa Bisa Mengubah Taqdir<div class="post-body entry-content" id="post-body-7702202741266577657" itemprop="articleBody" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; position: relative; width: 520px;">Assalammualaikum sahabat dakwah, kali ini admin memberikan artikel dari sahabat kita yang semoga bermanfaat ^^</div><div class="post-body entry-content" id="post-body-7702202741266577657" itemprop="articleBody" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; position: relative; width: 520px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 1.4;"><br />
</span></div><div class="post-body entry-content" id="post-body-7702202741266577657" itemprop="articleBody" style="background-color: white; color: #222222; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; position: relative; width: 520px;"><span style="font-size: 13px; line-height: 1.4;">Dalam sebuah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa taqdir yang Allah ta’aala telah tentukan bisa berubah. Dan faktor yang dapat mengubah taqdir ialah doa seseorang.<br />
<br />
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرُدُّ الْقَضَاءَ إِلَّا الدُّعَاءُ وَلَا يَزِيدُ فِي الْعُمْرِ إِلَّا الْبِرُّ (الترمذي)<br />
<br />
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan) Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065)<br />
<br />
<i></i><br />
<i><img align="left" alt="" border="2" src="http://farm3.static.flickr.com/2280/2206615258_298cfaacca_m.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0976563) 1px 1px 5px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-color: rgb(238, 238, 238); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-image: initial; border-left-color: rgb(238, 238, 238); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(238, 238, 238); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(238, 238, 238); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0976563) 1px 1px 5px; padding-bottom: 5px; padding-left: 5px; padding-right: 5px; padding-top: 5px;" />Subhanallah…! </i>Betapa luar biasa kedudukan do’a dalam ajaran Islam. Dengan do'a seseorang bisa berharap bahwa taqdir yang Allah ta’aala tentukan atas dirinya berubah. Hal ini merupakan sebuah berita gembira bagi siapapun yang selama ini merasa hidupnya hanya diwarnai penderitaan dari waktu ke waktu. Ia akan menjadi orang yang optimis. Sebab keadaan hidupnya yang selama ini dirasakan hanya berisi kesengsaraan dapat berakhir dan berubah. Asal ia tidak berputus asa dari rahmat Allah ta’aala dan ia mau bersungguh-sungguh meminta dengan do’a yang tulus kepada Allah ta’aala Yang Maha Berkuasa.<br />
<br />
<br />
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ<br />
<br />
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah ta’aala mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS Az-Zumar 53-54)<span class="fullpost"><br />
<br />
<i></i><img align="left" alt="" border="2" src="http://farm1.static.flickr.com/122/287265744_4463c94e1e_m.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0976563) 1px 1px 5px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-color: rgb(238, 238, 238); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-image: initial; border-left-color: rgb(238, 238, 238); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(238, 238, 238); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(238, 238, 238); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0976563) 1px 1px 5px; padding-bottom: 5px; padding-left: 5px; padding-right: 5px; padding-top: 5px;" />Demikianlah, hanya orang yang tetap berharap kepada Allah ta’aala saja yang dapat bertahan menjalani kehidupan di dunia betapapun pahitnya taqdir yang ia jalani. Ia akan senantiasa menanamkan dalam dirinya bahwa jika ia memohon kepada Allah ta’aala dalam keadaan apapun, maka derita dan kesulitan yang ia hadapi sangat mungkin berakhir dan bahkan berubah.<br />
<br />
<br />
Sebaliknya, orang yang tidak pernah kenal Allah ta’aala dengan sendirinya akan meninggalkan kebiasaan berdo’a dan memohon kepada Allah ta’aala. Ia akan terjatuh pada salah satu dari dua bentuk ekstrimitas. Pertama, ia akan mudah berputus asa. Atau kedua, ia akan lari kepada fihak lain untuk menjadi sandarannya demi merubah keadaan. Padahal begitu ia bersandar kepada sesuatu selain Allah ta’aala –termasuk bersandar kepada dirinya sendiri- maka pada saat itu pulalah Allah ta’aala akan mengabaikan orang itu dan membiarkannya berjalan mengikuti situasi dan kondisi yang tersedia. Sedangkan orang tersebut dinilai sebagai seorang yang mempersekutukan Allah ta’aala dengan yang lain. Berarti orang tersebut telah jatuh ke dalam kategori seorang musyrik...!<br />
<br />
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ<br />
<br />
“Dan Tuhanmu berfirman, "Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS Al-Mu’min 60)<br />
<br />
Dan yang tidak kalah pentingnya bahwa seorang muslim tidak boleh pernah berhenti meminta kepadaNya, karena sikap demikian merupakan suatu kesombongan yang akan menjebloskannya ke dalam siksa Allah ta’aala yang pedih. Maka Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda:<br />
<br />
مَنْ لَمْ يَدْعُ اللَّهَ غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ<br />
<br />
“Barangsiapa tidak berdo’a kepada Allah ta’aala, maka Allah ta’aala murka kepadaNya.” (HR Ahmad 9342)<br />
<i></i><img align="left" alt="" border="2" src="http://farm1.static.flickr.com/3/5820707_2c11195139_m.jpg" style="-webkit-box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0976563) 1px 1px 5px; background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; border-bottom-color: rgb(238, 238, 238); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-image: initial; border-left-color: rgb(238, 238, 238); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(238, 238, 238); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(238, 238, 238); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; box-shadow: rgba(0, 0, 0, 0.0976563) 1px 1px 5px; padding-bottom: 5px; padding-left: 5px; padding-right: 5px; padding-top: 5px;" />Saudaraku, janganlah berputus asa dari rahmat Allah ta’aala. Bila Anda merasa taqdir yang Allah ta’aala tentukan bagi hidup Anda tidak memuaskan, maka tengadahkanlah kedua tangan dan berdo’alah kepada Allah ta’aala. Allah ta’aala Maha Mendengar dan Maha Berkuasa untuk mengubah taqdir Anda. Barangkali di antara do’a yang baik untuk diajukan sebagai bentuk harapan agar Allah ta’aala mengubah taqdir ialah sebagai berikut:<br />
<br />
<br />
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ<br />
<br />
“Ya Allah, perbaikilah agamaku untukku yang mana ia merupakan penjaga perkaraku. Perbaikilah duniaku yang di dalamnya terdapat kehidupanku. Perbaikilah akhiratku untukku yang di dalamnya terdapat tempat kembaliku. Jadikanlah hidupku sebagai tambahan untukku dalam setiap kebaikan, serta jadikanlah matiku sebagai istirahat untukku dari segala keburukan.” (HR Muslim 4897)<br />
<br />
Sumber : <a href="http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/doa-bisa-mengubah-taqdir.htm" style="color: #888888; text-decoration: none;">http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/doa-bisa-mengubah-taqdir.htm</a></span></span></div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-50537888133234420812012-04-26T05:19:00.005-07:002012-05-11T20:49:41.661-07:00Kiat - Kiat Agar Tetap Istiqomah<div style="text-align: left;"><div class="MsoNormal" style="line-height: 10.2pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><br />
<div style="margin-bottom: 0.0001pt; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;"></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Assalammualaiukum sahabat dakwah, artikel pilihan kali ini membahas tentang keistiqomahan, semoga bermanfaat yah ^^</span></b><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. Inilah pengertian istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali. Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah <i>Ta’ala: </i>“<i>Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” <u>kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka</u>, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.</i>” (QS. Fushilat: 30)</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Yang dimaksud dengan istiqomah di sini terdapat tiga pendapat di kalangan ahli tafsir:</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">1. Istiqomah di atas tauhid, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakr Ash Shidiq dan Mujahid,</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">2. Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Al Hasan dan Qotadah,</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">3. Istiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput, sebagaimana dikatakan oleh Abul ‘Aliyah dan As Sudi. </span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Dan sebenarnya istiqomah bisa mencakup tiga tafsiran ini karena semuanya tidak saling bertentangan. Ayat di atas menceritakan bahwa orang yang istiqomah dan teguh di atas tauhid dan ketaatan, maka malaikat pun akan memberi kabar gembira padanya ketika maut menjemput “<i>Janganlah takut dan janganlah bersedih</i>“. Mujahid, ‘Ikrimah, dan Zaid bin Aslam menafsirkan ayat tersebut: “Janganlah takut pada akhirat yang akan kalian hadapi dan janganlah bersedih dengan dunia yang kalian tinggalkan yaitu anak, keluarga, harta dan tanggungan utang. Karena para malaikat nanti yang akan mengurusnya.” Begitu pula mereka diberi kabar gembira berupa surga yang dijanjikan. Dia akan mendapat berbagai macam kebaikan dan terlepas dari berbagai macam kejelekan. Zaid bin Aslam mengatakan bahwa kabar gembira di sini bukan hanya dikatakan ketika maut menjemput, namun juga ketika di alam kubur dan ketika hari berbangkit. Inilah yang menunjukkan keutamaan seseorang yang bisa istiqomah. Al Hasan Al Bashri ketika membaca ayat di atas, ia pun berdo’a, “<i>Allahumma anta robbuna, farzuqnal istiqomah</i> (Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami. Berikanlah keistiqomahan pada kami).”</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Yang serupa dengan ayat di atas adalah firman Allah <i>subhanahu wa ta’ala</i>,: "<i>Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, <u>kemudian mereka tetap istiqamah</u> maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan</i>.” (QS. Al Ahqaf: 13-14) </span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau berkata, “Wahai Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i>, ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain setelahmu [dalam hadits Abu Usamah dikatakan, "selain engkau"]. Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>bersabda, “<i><u>Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah</u></i><u><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-image: initial; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0in; padding-left: 0in; padding-right: 0in; padding-top: 0in;">“, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu</span></u>.” Ibnu Rajab mengatakan, “Wasiat Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>ini sudah mencakup wasiat dalam agama ini seluruhnya.”</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Pasti Ada Kekurangan dalam Istiqomah</span></b><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Ketika kita ingin berjalan di jalan yang lurus dan memenuhi tuntutan istiqomah, terkadang kita tergelincir dan tidak bisa istiqomah secara utuh. Lantas apa yang bisa menutupi kekurangan ini? Jawabnnya adalah pada firman Allah <i>Ta’ala</i>,</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">“<i>Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, <u>maka tetaplah istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya</u>.</i>” (QS. Fushilat: 6). Ayat ini memerintahkan untuk istiqomah sekaligus beristigfar (memohon ampun pada Allah).</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, “Ayat di atas “<i>Istiqomahlah dan mintalah ampun kepada-Nya</i>” merupakan isyarat bahwa seringkali ada kekurangan dalam istiqomah yang diperintahkan. <u><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-image: initial; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0in; padding-left: 0in; padding-right: 0in; padding-top: 0in;">Yang menutupi kekurangan ini adalah istighfar (memohon ampunan Allah)</span></u>. Istighfar itu sendiri mengandung taubat dan istiqomah (di jalan yang lurus).”</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Kiat-Kiat Agar Tetap Istiqomah</span></b><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Ada beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap teguh dalam keimanan. </span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Pertama</span></b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">: Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar. Allah <i>Ta’ala</i> berfirman,</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">“<i>Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki</i>.” (QS. Ibrahim: 27)</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Mengapa Allah bisa teguhkan orang beriman di dunia dengan terus beramal sholih dan di akhirat (alam kubur) dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat “Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamu”? <i>Jawabannya adalah karena pemahaman dan pengamalannya yang baik dan benar terhadap dua kalimat syahadat. </i>Dia tentu memahami makna dua kalimat syahadat dengan benar. Memenuhi rukun dan syaratnya. Serta dia pula tidak menerjang larangan Allah berupa menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, yaitu berbuat syirik. Oleh karena itu, kiat pertama ini menuntunkan seseorang agar bisa beragama dengan baik yaitu mengikuti jalan hidup salaful ummah yaitu jalan hidup para sahabat yang merupakan generasi terbaik dari umat ini. Dengan menempuh jalan tersebut, ia akan sibuk belajar agama untuk memperbaiki aqidahnya, mendalami tauhid dan juga menguasai kesyirikan yang sangat keras Allah larang sehingga harus dijauhi. Oleh karena itu, jalan yang ia tempuh adalah jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam beragama yang merupakan golongan yang selamat yang akan senantiasa mendapatkan pertolongan Allah.</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Kedua</span></b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">: Mengkaji Al Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya.</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Allah menceritakan bahwa Al Qur’an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al Qur’an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah <i>Ta’ala</i> berfirman,</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">“<i>Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al Qur’an itu dari Rabbmu dengan benar, <u>untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman</u>, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.</i>” (QS. An Nahl: 102)</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Oleh karena itu, Al Qur’an itu diturunkan secara beangsur-angsur untuk meneguhkan hati Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>sebagaimana terdapat dalam ayat, “<i>Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya <u>Kami perkuat hatimu dengannya</u> dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).</i>” (QS. Al Furqon: 32) </span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Al Qur’an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya. Alasannya, karena Al Qur’an adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu.</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Sebagaimana Allah <i>Ta’ala</i> berfirman, </span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">“<i>Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.”</i> (QS. Fushilat: 44). </span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Oleh karena itu, kita akan saksikan keadaan yang sangat berbeda antara orang yang gemar mengkaji Al Qur’an dan merenungkannya dengan orang yang hanya menyibukkan diri dengan perkataan filosof dan manusia lainnya. Orang yang giat merenungkan Al Qur’an dan memahaminya, tentu akan lebih kokoh dan teguh dalam agama ini. Inilah kiat yang mesti kita jalani agar kita bisa terus istiqomah.</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Ketiga</span></b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">: <i>Iltizam</i> (konsekuen) dalam menjalankan syari’at Allah</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syari’at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> bersabda, “<i>Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.</i>”</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">‘Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. An Nawawi <i>rahimahullah</i> mengatakan, “Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja dilakukan. <u><span style="border-bottom-color: windowtext; border-bottom-style: none; border-bottom-width: 1pt; border-image: initial; border-left-color: windowtext; border-left-style: none; border-left-width: 1pt; border-right-color: windowtext; border-right-style: none; border-right-width: 1pt; border-top-color: windowtext; border-top-style: none; border-top-width: 1pt; padding-bottom: 0in; padding-left: 0in; padding-right: 0in; padding-top: 0in;">Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq </span><i>Subhanahu wa Ta’ala</i></u>. Amalan sedikit namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.” </span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, “Amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah amalan yang konsekuen dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar.” Yaitu Ibnu ‘Umar dicela karena meninggalkan amalan shalat malam. Selain amalan yang kontinu dicintai oleh Allah, amalan tersebut juga dapat mencegah masuknya virus “futur” (jenuh untuk beramal). Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun ajeg (terus menerus), maka rasa malas pun akan hilang dan rasa semangat untuk beramal akan selalu ada. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk beramal yang penting kontinu walaupun jumlahnya sedikit.</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Keempat</span></b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">: Membaca kisah-kisah orang sholih sehingga bisa dijadikan uswah (teladan) dalam istiqomah.</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Dalam Al Qur’an banyak diceritakan kisah-kisah para nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu. Kisah-kisah ini Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> dengan mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah <i>Ta’ala</i> berfirman, </span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">“<i>Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.</i>” (QS. Hud: 11) Oleh karena itu, para salaf sangat senang sekali mempelajari kisah-kisah orang sholih agar bisa diambil teladan. Itulah pentingnya merenungkan kisah-kisah orang sholih. Hati pun tidak pernah kesepian dan gundah gulana, serta hati akan terus kokoh.</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Kelima</span></b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">: Memperbanyak do’a pada Allah agar diberi keistiqomahan.</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Di antara sifat orang beriman adalah selalu memohon dan berdo’a kepada Allah agar diberi keteguhan di atas kebenaran. Dalam Al Qur’an Allah <i>Ta’ala</i> memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdo’a kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah <i>Ta’ala </i>berfirman, “<i>Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan: <u>‘Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir</u>‘. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan</i>” (QS. Ali ‘Imran: 146-148). </span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Dalam ayat lain Allah <i>Ta’ala </i>berfirman, “<i>Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.</i>” (QS. Al Baqarah: 250)</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Do’a lain agar mendapatkan keteguhan dan ketegaran di atas jalan yang lurus adalah, "<i>Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).</i>” (QS. Ali Imron: 8)</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Do’a yang paling sering Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>panjatkan adalah,“<i>Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).</i>”</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Keenam</span></b><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">: Bergaul dengan orang-orang sholih.</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam </i>di tengah-tengah mereka. Allah <i>Ta’ala </i>berfirman, “<i>Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.</i>” (QS. Ali ‘Imran: 101) </span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Nabi <i>shallallahu ‘alaihi wa sallam</i> juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita. “<i>Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.</i>”</span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Kalau dalam masalah persahabatan yang tidak bertemu setiap saat, kita dituntunkan untuk mencari teman yang baik, apalagi dengan mencari pendamping hidup yaitu suami atau istri. Pasangan suami istri tentu saja akan menjalani hubungan bukan hanya sesaat. Bahkan suami atau istri akan menjadi teman ketika tidur. Sudah sepantasnya, kita berusaha mencari pasangan yang sholih atau sholihah. Kiat ini juga akan membuat kita semakin teguh dalam menjalani agama. </span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">Demikian beberapa kiat mengenai istiqomah. <i>Semoga Allah senantiasa meneguhkan kita di atas ajaran agama yang hanif (lurus) ini. Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu.</i></span><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><i><span style="color: #333333; font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;">wassalammualaikum :)</span></i><span style="font-family: 'Berlin Sans FB', sans-serif; font-size: 13.5pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><br />
</div></div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-10427903113821602112012-04-20T21:14:00.000-07:002012-04-20T21:22:32.890-07:00Memaknai Hari Kartini dengan Hati<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">Assalammualaikum sahabat dakwah, untuk memperingati hari
Kartini dan untuk menghargai seluruh Kartini-Kartini hebat kami sajikan artikel
“Memaknai Hari Kartini dengan hati”. Semoga bermanfaat yah^^.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; line-height: 115%;">"Kyai, selama hidupku baru kali inilah aku sempat
mengerti makna dan arti surat</span><span style="line-height: 115%;"> <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">pertama, dan induk Al-Quran yang isinya begitu indah
menggetarkan sanubariku. </span></span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">Maka bukan buatan
rasa syukur hati aku kepada Allah, namun aku heran tak </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">habis-habisnya,
mengapa selama ini para ulama kita melarang keras penerjemahan </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">dan penafsiran
Al-Quran dalam bahasa Jawa. Bukankah Al-Quran itu justru kitab </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">pimpinan hidup
bahagia dan sejahtera bagi manusia?" Perbicangan kartini dengan Kyai
Sholeh..</span> <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">(pada saat itu Kartini
berada dalam proses dari kegelapan menuju cahaya. Namun cahaya itu belum purna
menyinarinya secara terang benderang, karena terhalang oleh tabir tradisi dan
usaha westernisasi. Kartini ingin menjadi Muslimah sejati..tidak hanya sekedar
belajar membaca al-qur’an . Kartini ingin tahu arti dan makna dari ayat2
al-qur’an yg di bacanya. Waktu itu Belanda membolehkan pengajaran Al-Qur'an
dengan syarat tidak diterjemahkan. Tentu Belanda tahu, jika orang paham
terjemah Al-Qur'an maka akan sangat berbahaya khusunya tuk kedaulatan Belanda
di tanah Jawa).<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; line-height: 115%;">Kartini telah menunjukkan sebuah kehausan dan kerinduan pada
cahaya Islam, dari keingintahuannya itulah akhirnya kartini memperoleh jalan.
Suatu hari Kartini Menguping acara pengajian di rumah pamanya seorang bupati
demak. (Pangeran Ario Hadiningrat). Kartini tertarik kepada materi yang sedang
diberikan, tafsir Al-Fatihah, oleh Kyai Haji Muhammad Sholeh bin Umar, sehinga
setelah selesai pengajian langsung Kartini menemui Kyai Sholeh ..)</span><span style="line-height: 115%;">
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">Dari kritikan kartini itulah akhirnya , Kyai
Sholeh tergugah untuk menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Jawa. Pada hari
pernikahan Kartini, Kyai Sholeh menghadiahkan kepadanya terjemahan Al-Quran
(Faizhur Rohman Fit Tafsiril Quran). Kartini begitu bersemangat dan mulai
mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya... dgn demikian kartini semakin
tercerahkan akan Islam, betapa indahnya Islam itu, betapa bahagianya Kartini
mempelajarinya.</span></span> <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">“Astaghfirullah,
alangkah jauhnya saya menyimpang” (Surat Kartini kepada Ny. Abendanon, 5 Maret
1902)</span>. <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">“Moga-moga kami mendapat
rahmat, dapat bekerja membuat umat agama lain memandang agama Islam patut
disukai.” (Surat Kartini kepada Ny. Van Kol, 21 Juli 1902). Dan Saat
mempelajari Al-Islam lewat Al-Quran terjemahan berbahasa Jawa itulah Kartini
menemukan dalam surat Al-Baqarah: 257, bahwa Allah-lah yang membimbing
orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minazh-Zhulumaati ilan Nuur).,
Kartini terkesan dengan kata-kata Minazh-Zhulumaati ilan Nuur yang</span>
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">berarti dari gelap kepada cahaya. Karena Kartini
merasakan sendiri proses</span> <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">perubahan
dirinya, dari pemikiran tak-berketentuan kepada pemikiran hidayah.</span>
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">Dalam banyak suratnya sebelum wafat, Kartini
banyak sekali mengulang-ulang </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">kalimat "Dari
Gelap Kepada Cahaya" ini. Karena Kartini selalu menulis </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">suratnya dalam
bahasa Belanda, maka kata-kata ini dia terjemahkan dengan </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">"Door
Duisternis Tot Licht" telah kehilangan maknanya, karena diterjemahkan oleh
Armijn Pane dengan istilah “Habis Gelap Terbitlah Terang”.</span> <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">Selain semangat kartini dlm mempelajari islam seprti
uraian diatas. Cita2 luhur kartini lainnya yaitu agar kaum wanita untuk
mendapatkan kesetaraan gender dibidang pendidikan, menginginkan kaum wanita
menjadi seorang perempuan yang cerdas, dan mau berjuang untuk kebaikan
sesamanya.</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hakikat Emansipasi Kartini<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kartini
mengalami sejarah panjang dalam kehidupannya. Namun yang nampak di masyarakat
hanyalah satu isu, bahwa Kartini memperjuangkan emansipasi. Emansipasi yang
umum dipahami adalah yang mengarus pada usaha kesetaraan wanita terhadap
laki-laki dalam segala bidang. Padahal, sebuah penggalan surat Kartini pada
Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober 1902, mematahkan itu semua. <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">“Kami di sini memohon
diusahakan pengajaran dan pendidikan anak perempuan, bukan sekali-kali karena
kami menginginkan anak-anak perempuan itu menjadi saingan laki-laki dalam
perjuangan hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali
bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya, kewajiban
yang diserahkan alam sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia
yang pertama-tama. [Surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya, 4 Oktober
1902]. </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">Hal Ini sering di salah artikan, banyak wanita
saat ini yang kerap mengartikan emansipasi secara salah kaprah sehingga kadang
mengorbankan kemulyaan wanita itu sendiri. </span><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">Jauh sebelum barat memplokamirkan emansipasi wanita,
islam telah lebih dahulu mengangkat derajat wanita dari masa pencapakan di era
jahiliah ke masa kemuliaan wanita. Dengan datangnya Islam.. kaum wanita
terangkat derajatnya ke puncak keangungan. Menjadikannya tiang negara dan
meletakkan surga di bawah telapak kakinya.</span> Demikianlah gagasan sebenarnya dari seorang Kartini. Gagasan
ini bermuara pada satu hal pasti, kesadaran. Kartini menyadari dan ingin
menyadarkan kaum wanita di seluruh negeri ini akan kewajiban menimba ilmu bagi
wanita. Namun, menimba ilmu di sini berada pada koridor tepat
pengaplikasiannya, yakni untuk mempersiapkan generasi peradaban. Pepatah
mengatakan, wanita adalah tiang negara. Maka upaya mencerdaskan wanita dalam
suatu negara adalah tanggung jawab setiap elemen negeri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; line-height: 115%;">Islam memberlakukan kesetaraan bagi laki-laki dan perempuan
dalam hampir semua aspek kehidupan. Sebuah hal baru yang sebelumnya tidak
dikenal di panggung sejarah mana pun. Kebebasan baru diperoleh kaum perempuan
untuk belajar, berinteraksi sosial, mendapatkan warisan, termasuk dalam mencari
penghidupan dan memiliki kekayaan sendiri</span>.<span style="line-height: 115%;"> <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">Jauh berbeda dengan era sebelum datangnya Islam di
.Jazirah Arab dan sebagian besar belahan dunia , Harkat dan martabat manusia
diukur dari seberapa kuat adan kayanya seseorang... Perempuan, yang menempati
posisi terlemah dalam kehidupan masyarakat, berada dalam posisi terendah strata
sosialnya. Keberadaannya seniali dengan harta dagangan yang bisa
diperjualbelikan dan diwariskan, bahkan kelahirannya dianggap sebagai sebuah
aib yang perlu ditutupi. Maka penguburan hidup-hidup bayi perempuan yang baru
lahir menjadi pemandangan lumrah dalam kehidupan masyarakat Arab...</span></span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><b><i><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; line-height: 115%;">“Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin[1218],
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang
khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar</span></i><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; line-height: 115%;">.(Al-Ahzab
: 35)”.</span></b><span style="line-height: 115%;"> <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">Dari ayat diatas
kita bisa melihat betapa islam tidak membedakan antara wanita dan laki-laki,
semua sama dihadapan Allah Ta’ala, yang membedakan adalah mereka yang paling
tinggi taqwanya.</span></span> <span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">Beberapa
perbedaan kecil yang diberlakukan bagi laki-laki dan perempuan tidak lain
merupakan anugerah dari sifat Rahman dan Rahimnya Sang Khalik, yang maha
memahami batas maksimum masing-masing ciptaan-Nya.dan hanya yang terbaiklah
yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hamba-Nya, meski terkadang anugerah
tersebut diterima dengan salah sangka..</span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;">Firman Allah,<b> <i>”Dan
janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian
kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. Karena, bagi laki-laki ada bagian
dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan juga ada bagian dari apa yang
mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” </i>(QS An-Nisa 32).<o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial;">Hari ini 21 april kita peringati sebagai Hari
Kartini..tentunya masing-masing orang punya pendapat tentang Makna Hari
Kartini, dan sudah tentu mengarah pada makna yang postif, yang bisa membuat
rasa nasionalisme kita ada dan tumbuh ....Semoga Semangat R.A kartini bisa
menjadi Inpirasi kita semua..</span> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 15.6pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Wassalammualaikum, Salam dakwah :D</span><span style="font-family: Arial, sans-serif;"><o:p></o:p></span></div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-55435649816722787792012-01-25T19:51:00.000-08:002012-01-25T19:57:32.111-08:00Kupas Tuntas PRO-KONTRA Maulid Nabi Muhammad SAW<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><span style="font-weight: normal;">Salam hangat sahabat dakwah, karena sebentar lagi akan datang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, admin <a href="http://mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a> mencoba untuk membahas tentang PRO dan KONTRA yang sering terjadi pada perayaan Hari Besar Islam yang satu ini. Muncul pertanyaan, "Sebenarnya perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW itu Bid'ah atau bukan?". Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mari kita simak dialog imajiner berikut ini yang mengisahkan dialog antara Pro-Maulid dan Anti-Maulid.</span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><span style="font-weight: normal;">---------- </span></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><span style="font-weight: normal;"> </span><a href="http://jdakwah.blogspot.com/"><br />
</a></span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Kenapa sih ente seneng banget berkoar-koar bahwa orang-orang yang memperingati Maulid Nabi Saw itu berada dalam kesesatan?</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Karena memang memperingati Maulid Nabi Saw itu adalah perbuatan bid’ah dan <i>seburuk-buruk perkara adalah bid’ah dan kullu bid’atin dhalalah. </i>(setiap bid’ah itu sesat)<i><span style="color: blue;"></span></i></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Di dalam Shahih Muslim juga diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “<i>Setiap amalan yang tidak kami perintahkan adalah tertolak.</i>”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Apa sih definisi bid’ah?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Bid’ah adalah segala perkara yang baru (<i>ihdats</i>) yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Mualid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Kalau begitu apa yang membedakan bid’ah dengan ijtihad?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Tidak ada ijithad di dalam Islam! Agama Islam sudah sempurna tidak perlu lagi tambahan-tambahan seperti ijtihad segala!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Wah, semakin jelas bagi ane pengetahuan ente sangat minim tentang hadis Nabi Saw! Pernah baca hadis tentang Bilal? </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Abu Hurairah meriwayatkan bahwa setelah usai shalat Subuh, Rasulullah Saw bertanya kepada Bilal, “<i>Wahai Bilal, ceritakan kepadaku tentang perbuatan yang paling bermanfaat yang telah kamu lakukan setelah memeluk Islam. Karena semalam aku mendengar suara langkah sandalmu di depanku di dalam surga.</i>”</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Bilal berkata, “Aku tidak pernah melakukan suatu amalan yang paling bermanfaat setelah memeluk Islam selain aku selalu berwudlu dengan sempurna pada setiap waktu malam dan siang kemudian melakukan shalat sunat dengan wudluku itu sebanyak yang Allah kehendaki.<i>"</i> <i><span style="color: blue;"></span></i> </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ibn Hajar Asqalani</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> mengatakan di dalam <b>Fath al-Bari</b> bahwa hadis di atas memperlihatkan diizinkannya menggunakan ijtihad di dalam memilih waktu untuk melakukan ibadah. </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Yang paling menarik dari riwayat hadis ini adalah justru ijtihad Bilal inilah yang membuatnya dinubuatkan Rasulullah Saw bakal masuk Surga dan perbuatan yang dilakukan Bilal ini tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Saw, sampai-sampai Rasulullah Saw sendiri bertanya karena beliau Saw sendiri tidak mengetahuinya! Ente pernah baca hadis ini? Ane meragukannya!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">: ???</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Tidak semua bid’ah itu sesat khan? Karena ketika sahabat Umar bin Khaththab memerintahkan umat Muslim untuk melakukan shalat tarawih dengan berjama’ah Umar mengatakan :</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;"> </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">“Ni’matul bid’ah hadzihi!”</span></i><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> – sebaik-baik <b>bid’ah</b> adalah ini!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Perkara Umar bin Khathab itu <i>bid’ah lughawy</i>, Pak bukan <i>bid’ah syar’i</i>.</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Wah, <i>ente</i> gak usah berkelit bahwa apa yang Umar katakan tersebut sebagi bid’ah lughawy, karena apa yang dikatakan Umar tersebut bukan hanya dikatakannya tetapi juga dilakukannya dan bahkan dia memerintahkah umat Islam saat itu untuk melakukannya, walaupun Abu Bakar sendiri — yang disepakati oleh Ahlus-Sunnah lebih utama dari Umar – tidak melakukannya. <i><span style="color: blue;"></span></i>Dan perintah Umar itu pun sudah menjadi bagian syari’at yang dilakukan oleh mayoritas umat Islam saat ini. Jadi anda tidak perlu bikin istilah lughawy dan syar’i dengan tujuan membingungkan orang lain!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dan ingat! Ditinjau dari makna lughawi sendiri kata <i>sunnah</i> pun berarti juga <i>bid’ah</i>, karena <i>sunnah</i> secara bahasa berarti <i>ath-thariqah</i> (jalan), apakah itu baik ataupun buruk. Oleh sebab itu setiap orang yang memulai suatu hal yang pada akhirnya dilakukan oleh banyak orang sesudahnya, maka hal itu disebut <i>sunnah</i>.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><i><span style="color: blue;"></span></i></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Karena itulah di dalam Shahih Bukhari Rasulullah Saw bersabda : “<i>Barangsiapa yang mensunnahkan sunnah yang baik maka ia akan mendapatkan pahala dan pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun dan barangsiapa yang mensunnahkan sunnah yang tercela (bid’ah) maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa-dosa</i> <i>mereka sedikitpun</i>.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><i><span style="color: blue;"></span></i></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Al-Tirmidzi</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> juga menshahihkannnya dan meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “<i>Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya.</i>” </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Hadis Bukhari di atas dengan gamblang menunjukkan bahwa sunnah yang baik di atas adalah <i>ijtihad</i> yang benar sedangkan sunnah yang tercela di </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">sana</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> adalah <i>bid’ah syai’ah</i> (buruk) bukan hasanah!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kedua hadis di atas menjelaskan juga secara gamblang bahwa tindakan-tindakan yang dimaksud adalah suatu kebiasaan baru yang dijadikan sebuah tradisi dan tak ada keraguan sedikit pun bahwa Memperingati Maulid Nabi Saw adalah perkara <i>hasanah</i> bukan perkara <i>syai’ah</i>!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Tapi jika memperingati <i>Maulid</i> itu memang baik pastilah para sahabat Nabi sudah lebih dulu melakukannya!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : <i>Ente sok masti-masti-in!</i> Apa yang dilakukan atau yang tidak dilakukan para sahabat bukanlah tolok ukur kebenaran. Patokan dan standar kita adalah Al-Quran dan Sunnah Rasul!<i><span style="color: blue;"></span></i></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Mengenai Maulid ini mana sunnahnya?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : <i>Ente</i> ini <i>gimana</i><i> seh</i>! Semua yang ane omongin di atas khan udah jelas bahwa hadis Rasulullah Saw yang diriwayatkan Bukhari dan Tirmidzi menjelaskan hakikat ijtihad dan bid’ah secara gamblang dan terang! Artinya ijtihad dan ijma’ para ulama dahulu sudah menjadi <i>sunnah hasanah</i> atau ijtihad yang benar! Dan Maulid Nabi yang kami peringati setiap tahun itu bagian dari ijtihad dan ijma ulama yang jelas-jelas merupakan <i>sunnah hasanah</i> bukan <i>sunnah syai’ah</i>! <i>Ente masih gak paham</i>?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : ??? [Masih bengong]</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Jika begitu anggapan Bapak itu berarti Bapak menganggap Bapak dan ulama-ulama Bapak lebih hebat dari para sahabat Nabi dong?!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Jangan menarik kesimpulan dengan cara yang sesederhana itu, karena ijtihad seperti ini bukan ukuran hebat atau tidaknya seseorang atau sekelompok orang, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa orang-orang yang hidup terkemudian bisa saja lebih unggul dari beberapa sahabat Nabi Saw! Tapi tidak semua sahabat Nabi lho!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Wah gawat neh (sambil tertawa mengejek), kayaknya pemikiran Bapak sudah seperti kaum Syi’ah Rafidi!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ente jangan asal bicara! Hadis tentang ini bukan kagak ada! Nih ente dengerin baik-baik dan gunakan otak ente ya!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dari Abu Isalabah al-Khusyani telah berkata: Rasulullah Saw. pernah bersabda: “<i>Hendaklah kamu sekalian memerintahkan kepada kebajikan dan hendaklah kamu melarang kejahatan, sehingga apabila kamu melihat kikir dipatuhi dan hawa nafsu diikuti dan dunia didahulukan dan kekaguman tiap-tiap orang yang mempunyai pikiran dengan pikirannya sendiri, maka hendaklah kamu pada pendirian dirimu sendiri, dan tinggalkanlah olehmu urusan orang umum. Karena sesungguhnya di belakang kamu ada beberapa masa, yang sabar pada masa itu seperti menggenggam bara api; bagi orang yang beramal pada masa itu seperti pahala 50 orang lelaki yang beramal seperti amalnya.</i>” (Hadis Riwayat Ibnu Majah dan at-Turmudzi)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dan Abu Dawud meriwayatkan dengan tambahan: Rasulullah ditanya: “Ya Rasulullah, pahala 50 orang lelaki dari kami ataukah dari mereka?” Beliau bersabda: “<i>Bahkan pahala 50 orang lelaki dari <b>kamu</b>.</i>” (H.R. Abu Dawud)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Kata <b><i>kamu</i></b> di atas sangat jelas dan gamblang adalah para sahabat Nabi! Dan memang pantas bahwa orang-orang yang beriman teguh padahal mereka tidak pernah berjumpa dengan Nabi Saw dan melihat turunnya wahyu, tentu saja lebih hebat dari kaum Salaf yang pernah berjumpa dengan beliau Saw dan menyaksikan turunnya wahyu!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Nah, <i>ente pernah baca gak</i>? Jangan berkelit lagi, ini hadis Nabi, mau ngomong apa lagi ente? Kayaknya ente gak pernah baca deh! Makanya kalo belajar Islam jangan cuma baca fatwa-fatwa syekh-syekh Wahabi-Saudi di internet aje! Baca tuh kitab-kitab hadis dan tafsir Quran, Dan inget! Hadis di atas bukan hadis Syiah!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dan dari keterangan hadis di atas sangat jelas bahwa insya Allah kami (Pro-Maulid) adalah orang-orang yang berusaha keras menganjurkan kebaikan dengan mensunnahkan Maulid Nabi Saw dan melarang kejahatan yaitu “fitnah Bid’ah Syirik Khurafat” yang ente tujukan ke semua kaum Muslim selain kelompok ente Wahabi-Salafy!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Apa ada dalil lain bahwa orang-orang yang hidup setelah para sahabat Nabi lebih hebat dari mereka?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Makanya belajar agame tuh kudu yang bener <i>tong</i>! Baca tuh kitab-kitab hadis, tafsir Quran, asbabun nuzul, wah masih banyak lagi yang mesti ente baca deh..jangan cuma modal menjelajah internet gratis ente udeh bisa senak udel ente nyesat-nyesatin orang!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Udeh deh <i>beh </i>ada gak dalil lainnya?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Ente pernah gak baca ayat Quran : “<i>dan kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka.</i>” (QS Jumu’ah [62] ayat 3]?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Memang apa maksud dari ayat itu?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Makanya khan ane bilang belajar juga tuh tafsir Quran dan hadis! Ente bilang ane ingkar sunnah, padahal ente kendiri kagak banyak tahu soal hadis!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Dari Abu Hurairah katanya: Pernah kami duduk dekat Rasulullah Saw, ketika itu turun kepada beliau <b>Surat Al-Jumu’ah</b>. Setelah beliau membaca “<i>wa akharina minhum lamma yal haqu bihim</i>” (<b>dan kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka</b>) Seorang laki-laki bertanya: “Siapakah kaum yang lain itu, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw tidak menjawab sampai laki-laki itu bertanya 1, 2 atau 3 kali lagi, sedang di antara kami hadir sahabat Salman Al- Parisi (Bangsa </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Persia</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">). Lalu Nabi meletakkan tangannya kepada Salman, kemudian beliau Saw bersabda: “<i>Lau kâna al-</i>î<i>man ‘inda al-tsurayyaa lanâ lahu rijâlun min hâula-i</i>” – “<b>Kalau seandainya iman itu terletak di Bintang Tsurayya, niscaya ia akan dapat dicapai juga oleh beberapa orang dari orang-orang ini</b>.” <i><span style="color: blue;"></span></i></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Ah, hadis itu khan gak menunjukkan bahwa ada orang-orang terkemudian yang lebih hebat dari para sahabat Nabi!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Weleh-weleh…ini diaaa, makin kelihatan <i>aneh</i>nya ente! Baca dong ayat Qurannya dan baca penjelasan Nabi Saw tersebut. Ente jangan berkelit dong. Kalau ente beriman pada hadis ini iya ente harus terima kalau enggak, berarti ente sendiri yang ingkar sunnah..(he..6x)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Pokoknya semua yang tidak pernah dicontohkan Nabi Saw dan para sahabat adalah bid’ah!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Nah, bener khan ente udah ngeluarin ilmu pamungkas ente yaitu : kata POKOKNYA! Ini khan artinya ente gak peduli kalo argumen atau hujjah ane bener atawa salah POKOKNYA ente yang BENERR gitu khan?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Ok deh, kalau demikian definisi bid’ah ente, maka berarti ente juga sudah melakukan bid’ah, karena ente sendiri khan memakai <i>sajadah</i> kalo shalat, memakai <i>speaker</i> kalo ‘adzan. Ente juga sok berdakwah pake <i>internet</i>!?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : He..he..he..Dangkal sekali pemahaman Bapak atas makna bid’ah! Sajadah, speaker dan internet adalah sekadar <i>tool</i> (alat bantu) untuk beribadah, jadi memakai tool-tool tersebut bukan termasuk bid’ah!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Bagaimana dengan memakai tasbih untuk berzikir?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Itu bid’ah! Eh…[Kebingungan, karena selama ini kaum Wahabi-Salafy juga membid’ahkan kaum Muslim yang menggunakan tasbih]</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : He..he..he…Ente pernah denger gak fatwa salah seorang syekh Wahabi ente, <b>Abu Abdillah al-Abdari</b> yang bergelar <b><i>Ibn al-Haj</i></b>?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : ??? [Menggeleng-gelengkan kepalanya]</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Nih dengerin dengan seksama dan buka tuh kuping ente lebar-lebar!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ibn al-Haj di dalam kitabnya <b>al-Madkhal</b> mengatakan :</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">“<i>Keberadaan kipas angin di dalam masjid-masjid itu termasuk perkara bid’ah dan para ulama kita (syekh-syekh Wahabi) telah melarang hal tersebut. Sebab, menjadikannya di dalam masjid adalah bid’ah!”</i> (Baca buku Ibn al-Haj, <i><b>al-Madkhal</b></i>, Jil. 2, hlm. 212 dan hlm. 224) Nah gimana tuh kalo pake AC, speaker dsb..?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : ??? [Makin kebingungan]</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Hah? Pernah baca kitab itu? Itu kitab ente punya syekh! Makanya jangan cuma belajar lewat internet, <i>Tong</i>!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Ente bilang pake internet bukan bagian dari ibadah? Gimana kalo internet itu ente pake untuk dakwah, apa itu bukan ibadah? Jadi pake internet pun termasuk bid’ah sama seperti syekh-syekh ente bilang pake tasbih itu juga bid’ah!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Nah, Tong! Sekarang siapa yang sebenarnya dangkal? <i>Ente ape ane</i>? He..6x</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : ??? [Tertunduk malu]</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Udeh deh ente gak usah malu-malu kalo udah gak punya argumen! besok ente tanyain <i>ame</i> ustad ente tuh yang pernah belajar bertahun-tahun di Saudi, siapa namenya? Wah sorry ane gak ingat! </span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Pokoknya semua yang tidak pernah dicontohkan Nabi Saw dan para sahabat adalah bid’ah!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><b>Pro-Maulid</b> : He…6x (tertawa terpingkal-pingkal) Heh Tong…ente tahu gak darimana dan dari siapa sebenarnya hujjah yang ente pake itu?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> <b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><b></b> : ??? (Bengong)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> <b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><b>Pro-Maulid</b> : Nah bengong khan? Makanya jangan Cuma copy-paste fatwa dari internet aja! Tong, itu adalah fatwa Ibn Taymiyyah! Kalo ente mau tahu siapa sebenarnya <i>Ibn Taymiyyah</i> baca deh artikel ane tentang siapa sebenarnya dia?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Oya, fatwa Ibn Taymiyyah itu begini : “Sesungguhnya (perayaan maulid Nabi saw) ini tidak dilakukan oleh kaum salaf meskipun adanya kebutuhan untuk melakukan hal itu dan tidak ada sesuatu yang mencegah mereka dari perbuatan itu. Sekiranya perayaan maulid ini adalah kebaikan semata-mata atau lebih diutamakan, niscaya salaf lebih berhak melakukannya daripada kita karena sesungguhnya mereka itu lebih besar kecintaannya kepada Rasulullah dan lebih mengagungkan beliau daripada kita. Mereka (kaum salaf) itu lebih memperhatikan kebaikan (daripada kita).” <i><span style="color: blue;"></span></i></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Nah ini dia fatwa syekh ente yang <i>plin-plan</i> alias <i>mencla-mencle</i> itu!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : ??? <i>Mencla-mencle</i> gimana maksudnya, Pak?</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Mencla-mencle atau plin-plan itu gak yakin atau peragu, dan itu memang ciri khas yang dimiliki orang-orang <i>Khawarij</i>!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Sebentar, Pak! Bapak punya bukti atau tidak kalo Ibn Taymiyyah itu mencla-mencle! (geram dan marah)</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> </span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Makanye kalo belajar pake kitab bukan cuma copy paste dari salafy.org atau manhaj.org akibatnya begini! Belajarlah dari sumber aslinya bukan dari kata si anu atau kata si fulan (<i>qiila wa qaala</i>)!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> Nih ane bacaan apa yang dikatakan Ibn Taymiyyah tentang Maulid yang menunjukkan keraguan dia tentang hukumnya!</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> Ibn Taymiyyah berkata : “<i>Demikian pula yang diciptakan oleh sebagian manusia (perayaan maulid), maka adakalanya ia menyerupai kaum Nasrani (Kristen) dalam merayakan kelahiran al-Masih (Nabi Isa as), atau karena kecintaan kepada Nabi saw dan pengagungan kepada beliau, sedangkan Allah memberi pahala kepada mereka ini karena kecintaan dan ijtihad, bukan karena perbuatan bid’ah</i>.” <i><span style="color: blue;"></span></i></span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Jelas khan! Sebelumnya dia ngomong begini, setelah itu dia sendiri bingung! Coba ente baca deh kitabnya itu, mudah-mudahan ente tercerahkan dengan penjelasan ane ini!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Anti-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"></span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : (Termangu-mangu) Tapi biasanya di dalam perayaan-perayaan Maulid Nabi ini ada juga hal-hal haram yang dilakukan masyarakat saat mereka merayakannya. Misalnya: percampuran kaum perempuan dan laki-laki dan masih banyak lagi, Pak!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Pro-Maulid</span></b><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> : Pernyataan ente ini menunjukkan ente sudah kehabisan dalil! Sebab diskusi kita ini seputar hukum peringatan Maulid itu sendiri. </span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Ada</span><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"> pun perkara-perkara yang kemudian muncul dalam peringatan Maulid tidak bisa jadi alasan untuk melarang peringatan Maulid itu sendiri. Misalnya, jika ada orang yang pergi umroh dengan tujuan untuk sekadar berwisata, atau belanja atau bahkan pergi dengan yang bukan muhrim, maka tidak lantas kita bisa seenaknya mengharamkan ibadah umroh! Iya khan?! Yang begini ini udah gak asing lagi! Jadi jangan diskusi kita malah keluar dari topiknya! Makanya belajar logika ya <i>Tong</i>, biar pinter dikit!</span></div><div style="text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Udah deh ane mau permisi dulu, ane do’ain moga-moga ente dapet hidayah dari Allah Swt ye! Salamun ‘alaykum!</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">----------</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: center;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Semoga bisa menjadikan pencerahan bagi kita yang masih ragu-ragu dalam menentukan hukum dari perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: Verdana; font-size: 9pt;">Sumber: <a href="http://qitori.wordpress.com/" target="_blank">Blog Sahabat</a></span></div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-12602064930108052012-01-25T19:07:00.000-08:002012-01-25T19:07:38.758-08:00Imam Asy-Syafi'i<div style="text-align: justify;"><b>Abū ʿAbdullāh Muhammad bin Idrīs al-Shafiʿī</b> atau <b>Muhammad bin Idris asy-Syafi`i</b> (bahasa Arab: <span lang="ar"><i>محمد بن إدريس الشافعي</i></span>) yang akrab dipanggil <b>Imam Syafi'i</b> (Gaza, Palestina, 150 H / 767 - Fusthat, Mesir 204H / 819M) adalah seorang mufti besar Sunni Islam dan juga pendiri mazhab Syafi'i. Imam Syafi'i juga tergolong kerabat dari Rasulullah, ia termasuk dalam Bani Muththalib, yaitu keturunan dari al-Muththalib, saudara dari Hasyim, yang merupakan kakek Rasulullah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Saat usia 20 tahun, Imam Syafi'i pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Irak, untuk berguru pada murid-murid Imam Hanafi di sana.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Imam Syafi`i mempunyai dua dasar berbeda untuk Mazhab Syafi'i. Yang pertama namanya Qaulun Qadim dan Qaulun Jadid.</div><h3 style="text-align: justify;"><span class="mw-headline" id="Kelahiran">Kelahiran</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahwa Imam Syafi'i lahir di Gaza, Palestina, namun di antara pendapat ini terdapat pula yang menyatakan bahwa dia lahir di Asqalan; sebuah kota yang berjarak sekitar tiga farsakh dari Gaza. Menurut para ahli sejarah pula, Imam Syafi'i lahir pada tahun 150 H, yang mana pada tahun ini wafat pula seorang ulama besar Sunni yang bernama Imam Abu Hanifah.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Nasab">Nasab</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Imam Syafi'i merupakan keturunan dari al-Muththalib, jadi dia termasuk ke dalam Bani Muththalib. Nasab Beliau adalah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Sa’ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdulmanaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah di Abdul-Manaf.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dari nasab tersebut, Al-Mutthalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie, adalah saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam .</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kemudian juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam, bernama Syifa’, dinikahi oleh Ubaid bin Abdi Yazid, sehingga melahirkan anak bernama As-Sa’ib, ayahnya Syafi’. Kepada Syafi’ bin As-Sa’ib radliyallahu `anhuma inilah bayi yatim tersebut dinisbahkan nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafi`ie Al-Mutthalibi. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa alihi wasallam.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Bahkan karena Hasyim bin Abdi Manaf, yang kemudian melahirkan Bani Hasyim, adalah saudara kandung dengan Mutthalib bin Abdi manaf, yang melahirkan Bani Mutthalib, maka Rasulullah bersabda:</div><div style="text-align: justify;"> </div><table class="cquote" style="background-color: transparent; border-collapse: collapse; border-style: none; margin: auto 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr> <td style="color: #b2b7f2; font-family: 'Times New Roman',serif; font-size: 35px; font-weight: bold; padding: 10px 10px; text-align: left;" valign="top" width="20">“</td> <td style="padding: 4px 10px;" valign="top">Hanyalah kami (yakni Bani Hasyim) dengan mereka (yakni Bani Mutthalib) berasal dari satu nasab. Sambil beliau menyilang-nyilangkan jari jemari kedua tangan beliau.</td> <td style="color: #b2b7f2; font-family: 'Times New Roman',serif; font-size: 36px; font-weight: bold; padding: 10px 10px; text-align: right;" valign="bottom" width="20">”</td> </tr>
<tr> <td colspan="3" style="padding-right: 4%;"> <div style="font-size: smaller; text-align: right;"><cite style="font-style: normal;">—HR. Abu Nu’aim Al-Asfahani dalam Hilyah nya juz 9 hal. 65 - 66</cite></div></td> </tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Masa_belajar">Masa belajar</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Setelah ayah Imam Syafi’i meninggal dan dua tahun kelahirannya, sang ibu membawanya ke Mekah, tanah air nenek moyang. Ia tumbuh besar di sana dalam keadaan yatim. Sejak kecil Syafi’i cepat menghafal syair, pandai bahasa Arab dan sastra sampai-sampai Al Ashma’i berkata, ”Saya mentashih syair-syair bani Hudzail dari seorang pemuda dari Quraisy yang disebut Muhammad bin Idris,” Imam Syafi’i adalah imam bahasa Arab.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Belajar_di_Makkah">Belajar di Makkah</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Di Makkah, Imam Syafi’i berguru fiqh kepada mufti di sana, Muslim bin Khalid Az Zanji sehingga ia mengizinkannya memberi fatwah ketika masih berusia 15 tahun. Demi ia merasakan manisnya ilmu, maka dengan taufiq Allah dan hidayah-Nya, dia mulai senang mempelajari fiqih setelah menjadi tokoh dalam bahasa Arab dan sya’irnya. Remaja yatim ini belajar fiqih dari para Ulama’ fiqih yang ada di Makkah, seperti Muslim bin khalid Az-Zanji yang waktu itu berkedudukan sebagai mufti Makkah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kemudian beliau juga belajar dari Dawud bin Abdurrahman Al-Atthar, juga belajar dari pamannya yang bernama Muhammad bin Ali bin Syafi’, dan juga menimba ilmu dari Sufyan bin Uyainah.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Guru yang lainnya dalam fiqih ialah Abdurrahman bin Abi Bakr Al-Mulaiki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin Al-Ayyadl dan masih banyak lagi yang lainnya. Dia pun semakin menonjol dalam bidang fiqih hanya dalam beberapa tahun saja duduk di berbagai halaqah ilmu para Ulama’ fiqih sebagaimana tersebut di atas.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Belajar_di_Madinah">Belajar di Madinah</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kemudian beliau pergi ke Madinah dan berguru fiqh kepada Imam Malik bin Anas. Ia mengaji kitab Muwattha’ kepada Imam Malik dan menghafalnya dalam 9 malam. Imam Syafi’i meriwayatkan hadis dari Sufyan bin Uyainah, Fudlail bin Iyadl dan pamannya, Muhamad bin Syafi’ dan lain-lain.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Di majelis beliau ini, si anak yatim tersebut menghapal dan memahami dengan cemerlang kitab karya Imam Malik, yaitu Al-Muwattha’. Kecerdasannya membuat Imam Malik amat mengaguminya. Sementara itu As-Syafi`ie sendiri sangat terkesan dan sangat mengagumi Imam Malik di Al-Madinah dan Imam Sufyan bin Uyainah di Makkah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Beliau menyatakan kekagumannya setelah menjadi Imam dengan pernyataannya yang terkenal berbunyi: “Seandainya tidak ada Malik bin Anas dan Sufyan bin Uyainah, niscaya akan hilanglah ilmu dari Hijaz.” Juga beliau menyatakan lebih lanjut kekagumannya kepada Imam Malik: “Bila datang Imam Malik di suatu majelis, maka Malik menjadi bintang di majelis itu.” Beliau juga sangat terkesan dengan kitab Al-Muwattha’ Imam Malik sehingga beliau menyatakan: “Tidak ada kitab yang lebih bermanfaat setelah Al-Qur’an, lebih dari kitab Al-Muwattha’.” Beliau juga menyatakan: “Aku tidak membaca Al-Muwattha’ Malik, kecuali mesti bertambah pemahamanku.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dari berbagai pernyataan beliau di atas dapatlah diketahui bahwa guru yang paling beliau kagumi adalah Imam Malik bin Anas, kemudian Imam Sufyan bin Uyainah. Di samping itu, pemuda ini juga duduk menghafal dan memahami ilmu dari para Ulama’ yang ada di Al-Madinah, seperti Ibrahim bin Sa’ad, Isma’il bin Ja’far, Atthaf bin Khalid, Abdul Aziz Ad-Darawardi. Ia banyak pula menghafal ilmu di majelisnya Ibrahim bin Abi Yahya. Tetapi sayang, guru beliau yang disebutkan terakhir ini adalah pendusta dalam meriwayatkan hadits, memiliki pandangan yang sama dengan madzhab Qadariyah yang menolak untuk beriman kepada taqdir dan berbagai kelemahan fatal lainnya. Sehingga ketika pemuda Quraisy ini telah terkenal dengan gelar sebagai Imam Syafi`ie, khususnya di akhir hayat beliau, beliau tidak mau lagi menyebut nama Ibrahim bin Abi Yahya ini dalam berbagai periwayatan ilmu.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Di_Yaman">Di Yaman</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Imam Syafi’i kemudian pergi ke Yaman dan bekerja sebentar di sana. Disebutkanlah sederet Ulama’ Yaman yang didatangi oleh beliau ini seperti: Mutharrif bin Mazin, Hisyam bin Yusuf Al-Qadli dan banyak lagi yang lainnya. Dari Yaman, beliau melanjutkan tour ilmiahnya ke kota Baghdad di Iraq dan di kota ini beliau banyak mengambil ilmu dari Muhammad bin Al-Hasan, seorang ahli fiqih di negeri Iraq. Juga beliau mengambil ilmu dari Isma’il bin Ulaiyyah dan Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi dan masih banyak lagi yang lainnya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Di_Baghdad.2C_Irak">Di Baghdad, Irak</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kemudian pergi ke Baghdad (183 dan tahun 195), di sana ia menimba ilmu dari Muhammad bin Hasan. Ia memiliki tukar pikiran yang menjadikan Khalifah Ar Rasyid.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Di_Mesir">Di Mesir</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Imam Syafi’i bertemu dengan Ahmad bin Hanbal di Mekah tahun 187 H dan di Baghdad tahun 195 H. Dari Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Syafi’i menimba ilmu fiqhnya, ushul madzhabnya, penjelasan nasikh dan mansukhnya. Di Baghdad, Imam Syafi’i menulis madzhab lamanya (madzhab qodim). Kemudian beliau pindah ke Mesir tahun 200 H dan menuliskan madzhab baru (madzhab jadid). Di sana beliau wafat sebagai syuhadaul ilm di akhir bulan Rajab 204 H.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h2 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Karya_tulis">Karya tulis</span></h2><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Ar-Risalah">Ar-Risalah</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Salah satu karangannya adalah “Ar risalah” buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab “Al Umm” yang berisi madzhab fiqhnya yang baru. Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Ia mampu memadukan fiqh ahli Irak dan fiqh ahli Hijaz. Imam Ahmad berkata tentang Imam Syafi’i, ”Beliau adalah orang yang paling faqih dalam Al Quran dan As Sunnah,” “Tidak seorang pun yang pernah memegang pena dan tinta (ilmu) melainkan Allah memberinya di ‘leher’ Syafi’i,”. Thasy Kubri mengatakan di Miftahus sa’adah, ”Ulama ahli fiqh, ushul, hadits, bahasa, nahwu, dan disiplin ilmu lainnya sepakat bahwa Syafi’i memiliki sifat amanah (dipercaya), ‘adaalah (kredibilitas agama dan moral), zuhud, wara’, takwa, dermawan, tingkah lakunya yang baik, derajatnya yang tinggi. Orang yang banyak menyebutkan perjalanan hidupnya saja masih kurang lengkap.”</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Mazhab_Syafi.27i">Mazhab Syafi'i</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Dasar madzhabnya: Al Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Beliau juga tidak mengambil Istihsan (menganggap baik suatu masalah) sebagai dasar madzhabnya, menolak maslahah mursalah, perbuatan penduduk Madinah. Imam Syafi’i mengatakan, ”Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat”. Penduduk Baghdad mengatakan, ”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah (pembela sunnah),”</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Al-Hujjah">Al-Hujjah</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Kitab “Al Hujjah” yang merupakan madzhab lama diriwayatkan oleh empat imam Irak; Ahmad bin Hanbal, Abu Tsaur, Za’farani, Al Karabisyi dari Imam Syafi’i.</div><div style="text-align: justify;"> </div><h3 style="text-align: justify;"><span class="editsection"></span><span class="mw-headline" id="Al-Umm">Al-Umm</span></h3><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sementara kitab “Al Umm” sebagai madzhab yang baru Imam Syafi’i diriwayatkan oleh pengikutnya di Mesir; Al Muzani, Al Buwaithi, Ar Rabi’ Jizii bin Sulaiman. Imam Syafi’i mengatakan tentang madzhabnya, ”Jika sebuah hadits shahih bertentangan dengan perkataanku, dan ia (hadis) adalah madzhabku, maka buanglah perkataanku di belakang tembok.”</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber: <a href="http://id.wikipedia.org/" target="_blank">Wikipedia</a> </div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-44545883001361334152012-01-06T15:51:00.000-08:002012-01-06T15:53:19.129-08:00Kelola Tidur = Bangun Tahajud<div style="text-align: justify;"><b><span style="font-weight: normal;">Kali ini <a href="http://mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a> kembali me-repost artikel dari salah satu <a href="http://percikan-iman.com/">Link Sahabat</a> dari <a href="http://mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a>, isinya sangat menarik. Berikut isi artikel yang berjudul "Strategi Tidur dan Tahajud" ini: </span></b></div><div style="text-align: justify;"><b><span style="font-weight: normal;"><br />
</span></b></div><div style="text-align: justify;"><b>Rugilah orang-orang yang sibuk menidurkan diri sehingga LUPA dan lalai untuk melaksanakan ibadah mulia sebagai orang beriman.</b></div><div style="text-align: justify;"><b> </b> </div><div></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Umumnya orang beranggapan bahwa tidur malam yang baik memerlukan waktu sekitar enam hingga delapan jam sehari. Benarkah demikian? Kita merasakan bahwa tidur malam kita selalu tidak cukup. Ini disebabkan karena kita tidak terlatih atau mengikuti aturan yang benar ketika kita tidur. Tidur yang teratur dapat mengefektifkan waktu kita terutama untuk beribadah di malam hari serta untuk mengerjakan hal lainnya. Di dalam Al-Quran disebutkan ada segolongan manusia yang masuk surga karena ibadah malamnya dengan mengurangi waktu tidur malamnya. </div><div style="text-align: justify;"></div><h2 style="text-align: justify;">إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (١٥)آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (١٦)كَانُوا قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (١٧)وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ</h2><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><i>"sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa ada di dalam surga dan dekat dengan air yang mengalir. Sambil mengambil apa yang diberi oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum ini di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun kepada Allah."</i> (Adz-Dzariyat: 15-18)</div><div style="text-align: justify;"><br />
Rasulullah SAW telah memberikan contoh yang baik bagaimana tidur yang benar. Sebagai ringakasan mungkin kita bisa latihan untuk tidur malam seperti :</div><ol><li style="text-align: justify;"> Makan malam sedikit saja cukup sekedar supaya tidak lapar. Jika kita makan malam yang banyak maka akan menyebabkan kita cepat mengantuk dan susah bangun dari tidur.</li>
<li style="text-align: justify;">Tunaikan Sholat Isya' sebelum tidur.</li>
<li style="text-align: justify;">Bersihkan tempat tidur seperti seprei, bantal,kasur dan lain-lain dari kotoran.</li>
<li style="text-align: justify;">Amalkan doa-doa sebelum dan sesudah tidur seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.</li>
<li style="text-align: justify;">Kurangi waktu tidur dari delapan jam sehari menjadi tujuh jam sehari untuk bulan pertama latihan, pada bulan kedua kurangi waktu tidur malam menjadi enam jam sehari, seterusnya pada bulan ketiga menjadi lima jam sehingga kita bisa tidur untuk waktu tiga jam saja.</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Setelah sukses men-<i>setting </i>tidur, langkah selanjutnya adalah setting mode "<b><i>fall in love with</i> Allah</b>" dengan cara "<b><i>time for</i> dua-dua'an</b>" yaitu menambah kecintaan terhadap Tahajud. Supaya bisa jatuh cinta, maka harus tau dulu kelebihan do'I apa sehingga kagum dan jatuh cinta. <br />
<br />
Dari sisi logis, mungkin kita tidak mengerti bahwa perintah Allah itu mendatangkan kebaikan. Sesungguhnya Sholat Tahajud meneguhkan iman kita, jiwa kita, mental kita untuk menghadapi masalah hidup duniawi dan lain-lain.<br />
<br />
Kemudian dari sisi sains pengobatan, kita akan menghirup oksigen di atmosfer bumi sekitar jam tiga pagi hingga terbit matahari dan menggerakkan otot-otot di dalam badan kita yang akan menyegarkan badan dan melancarkan aliran darah ditubuh kita.<br />
<br />
Kedua hal tersebut, yaitu oksigen dan gerakan otot sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Oksigen akan hilang dari atmosfer bumi selepas matahari terbit dan tidak datang lagi sampai besok pagi. Hanya manusia yang bangun pada waktu ini yang dapat menikmati oksigen tersebut.<br />
<br />
Mengapa Allah menyuruh kita bangun di tengah malam untuk melaksanakan Shalat Tahajud? Apa rahasia di balik perintah Allah tersebut? Apakah betul orang-orang yang bertahajud di tengah malam akan diangkat Allah ke tempat yang terpuji?<br />
<br />
Rasulullah SAW bersabda:<br />
<br />
<b><i>"Hendaklah kalian bangun malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian. Wahana pendekatan diri kepada Allah SWT, penghapus dosa dan pengusir penyakit dari dalam tubuh".</i> (HR at-Tirmidzi).</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
<b>Beberapa Data Ilmiah Tahajud:</b> </div><ol><li style="text-align: justify;">Dr. Abdul Hamid Diyab dan Dr. Ah Qurquz mengatakan, Shalat malam dapat meningkatkan daya tahan (imunitas) tubuh terhadap berbagai penyakit yang menyerang jantung, otak dan organ-organ tubuh yang lain.</li>
<li style="text-align: justify;">Bangun malam dapat menjadikan tubuh bugar dan bersemangat, serta terhindar dari penyakit punggung pada usia tua.</li>
<li style="text-align: justify;">Tahajud memiliki kandungan aspek meditasi dan relaksasi yang cukup besar, dan memiliki pengaruh terhadap kejiwaan yang dapat digunakan sebagai strategi penanggulangan adaptif pereda stres.</li>
<li style="text-align: justify;">Dalam bidang bio-teknologi, Shalat Tahajud dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan respon ketahanan tubuh dan menghilangkan rasa nyeri pasien yang terkena penyakit kanker.</li>
<li style="text-align: justify;">Shalat Tahajud yang dikerjakan dengan penuh kesungguhan, khusuk, tepat, ikhlas dan kontinyu diyakini dapat menumbuhkan persepsi dan motivasi positif.</li>
<li style="text-align: justify;">Mengapa harus tengah malam?</li>
</ol><div style="text-align: justify;">Kata Tahajud terambil dari kata hujud yang berarti tidur. Kata Tahajud dipahami al-Biqai dalam arti tinggalkan tidur untuk melakukan Shalat. Shalat ini juga dinamakan Shalat lail/Shalat malam, karena dilaksanakan di waktu malam yang sama dengan waktu tidur. Apa rahasia bangun di tengah malam untuk Shalat Tahajud?</div><div style="text-align: justify;"></div><h2 style="text-align: justify;">إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلا (٦)إِنَّ لَكَ فِي اَلنَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلا</h2><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"> "<i>Sesungguhnya bangun diwaktu malam, dia lebih berat dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya bagimu di siang hari kesibukan yang panjang</i>".(Q.S Muzzammil: 6-7) <br />
<br />
Dari ayat tersebut ada dua hal yang begitu mengesankan kita. Pertama, sengaja untuk bangun malam. Kedua, bacaan di malam hari memiliki efek dan dampak yang lebih mengesankan. Sengaja bangun malam hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki niat kuat. Niat yang kuat pasti didorong oleh motivasi yang kuat, sehingga pekerjaan tersebut akan dilakukan dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh.<br />
<br />
Apalagi Shalat Tahajud adalah Shalat sunnah, Insya Allah orang yang melaksanakan shalat sunnah adalah orang yang memang punya niat yang ikhlas dan motivasi yang kuat. Lain halnya dengan Shalat wajib, tidak jarang kita melaksanakan Shalat wajib hanya sekedar "gugur kewajiban". Shalat Tahajud dilakukan harus setelah tidur, meskipun sejenak.<br />
<br />
Saat bangun tidur pasti pikiran kita lebih terang. Bayangkan dalam 1 hari, jantung kita berdetak 100.000 kali, darah kita mengalir melalui 17 juta mil arteri, urat darah halus/kapiler dan juga pembuluh vena. Tanpa kita sadari rata-rata sehari kita berbicara 4.000 kata, bernafas sebanyak 20.000 kali, menggerakkan otot-otot besar sebanyak 750 kali dan mengoperasikan 14 miliar sel otak. Dan tidur adalah istirahat yang sangat baik menurut ilmu kesehatan, karena terjadi proses pemulihan sel tubuh, penambahan kekuatan dan otak kita kembali berfungsi dengan sangat baik. Sangatlah tepat jika Allah berkehendak agar Shalat Tahajud dikerjakan setelah tidur. Dengan pikiran yang segar akan membantu kita lebih khusyu' memaknai ayat-ayat Allah yang kita baca. Berkomunikasi di malam hari kira-kira pukul 01:00 - 04:00 (sepertiga malam terakhir), secara umum akan lebih baik. (sumber: ensiklopedia tubuh)<br />
<br />
Ini dapat kita buktikan ketika melakukan komunikasi lewat ponsel di waktu tengah malam atau berselancar mengarungi dunia maya lewat internet, kekuatan sinyal yang dipancarkan akan lebih kuat, jelas dan cepat. Komunikasi kita dengan Allah saat Tahajud, kira-kira dapatlah dianalogikan demikian. Disaat manusia terlelap tidur diselimuti mimpi, kita mampu berkomunikasi dengan Sang Khalik dalam keadaan pikiran tenang dan fisik yang segar, tentulah "komunikasi" akan terjadi dengan "sinyal" yang kuat dan jernih.<br />
<br />
Bagaimana? Sudah <i>fall in love</i> belum dengan Tahajud? Jika sudah ter'<i>setting</i> semuanya dengan baik, maka tekan tombol <i>on</i> untuk memulai semuanya. Selamat Bertahajud.. Semoga bermanfaat.<br />
<br />
Sumber: <a href="http://percikan-iman.com/">Percikan Iman</a></div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-34960198063848422242012-01-06T07:23:00.000-08:002012-01-06T07:27:43.477-08:00Daging Katak (Haram ato Halal?)Salam hangat sahabat dakwah, model postingan baru dihadirkan oleh <a href="http://mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a> nih sahabat, tujuannya tidak lain tidak bukan adalah agar para sahabat dakwah tidak bosan mengunjungi <a href="http://mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a>, simak nih komik berikut:<br />
<br />
<object align="middle" classid="clsid:d27cdb6e-ae6d-11cf-96b8-444553540000" codebase="http://download.macromedia.com/pub/shockwave/cabs/flash/swflash.cab#version=9,0,0,0" height="360" id="pixtonComicViewer" width="100%"><param name="flashvars" value="key=87w04lzx&l=&scale=auto"></param><param name="allowScriptAccess" value="always" /><param name="allowFullScreen" value="true" /><param name="movie" value="http://www.pixton.com/widget/2" /><param name="quality" value="high" /><param name="wmode" value="transparent" /><embed src="http://www.pixton.com/widget/2" quality="high" wmode="transparent" flashvars="key=87w04lzx&l=&scale=auto" width="100%" height="360" name="comicViewer" align="middle" allowScriptAccess="always" allowFullScreen="true" type="application/x-shockwave-flash" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer"></embed></object><br />
<br />
Agar lebih jelas gambarnya, klik tombol kotak dengan tombol arah di keempat sisinya di bagian kanan bawah pojok komik ini, selamat menikmati,,,Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-40117816141421493362012-01-06T04:01:00.000-08:002012-01-06T04:01:06.220-08:00Imam Malik<div style="text-align: justify;">Salam sahabat dakwah, <a href="http://mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a> kini tampil dengan tampilan yang lebih sejuk, dengan tema utama warna hijau yang melambangkan kedamaian. Seperti janji <a href="http://mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a> di postingan sebelumnya yang berjudul <a href="http://mari-dakwah.blogspot.com/2012/01/imam-baihaqi.html">Imam Baihaqi</a>, di postingan kali ini akan berlanjut ke imam selanjutnya yang merupakan <a href="http://mari-dakwah.blogspot.com/search/label/Tokoh-Tokoh%20Besar%20Islam%20Sepanjang%20Sejarah?&max-results=7">tokoh-tokoh besar islam sepanjang sejarah.</a></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Mālik ibn Anas bin Malik bin 'Āmr al-Asbahi</b> atau <b>Malik bin Anas</b> (lengkapnya: <i>Malik bin Anas bin Malik bin `Amr, al-Imam, Abu `Abd Allah al-Humyari al-Asbahi al-Madani</i>), (Bahasa Arab: <b>مالك بن أنس</b>), lahir di (Madinah pada tahun 714 (93 H), dan meninggal pada tahun 800 (179 H)). Ia adalah pakar ilmu fikih dan hadits, serta pendiri Mazhab Maliki.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Abu abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amirbin Amr bin al-Haris bin Ghaiman bin Jutsail binAmr bin al-Haris Dzi Ashbah. Imam malik dilahirkan di Madinah al Munawwaroh. Sedangkan mengenai masalah tahun kelahirannya terdapat perbedaaan riwayat. Al-Yafii dalam kitabnya Thabaqat fuqoha meriwayatkan bahwa imam malik dilahirkan pada 94 H. Ibn Khalikan dan yang lain berpendapat bahawa imam malik dilahirkan pada 95 H. Sedangkan, imam al-Dzahabi meriwayatkan imam malik dilahirkan 90 H. Imam yahya bin bakir meriwayatkan bahwa ia mendengar malik berkata:"Aku dilahirkan pada 93 H", dan inilah riwayat yang paling benar (menurut al-Sam'ani dan ibn farhun).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div> </div><div style="text-align: justify;">Ia menyusun kitab Al Muwaththa', dan dalam penyusunannya ia menghabiskan waktu 40 tahun, selama waktu itu, ia menunjukan kepada 70 ahli fiqh Madinah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Al-Muwaththa</b> berarti ‘yang disepakati’ atau ‘tunjang’ atau ‘panduan’ yang membahas tentang ilmu dan hukum-hukum agama Islam. Al-Muwaththa merupakan sebuah kitab yang berisikan hadits-hadits yang dikumpulkan oleh Imam Malik serta pendapat para sahabat dan ulama-ulama tabi'in. Kitab ini lengkap dengan berbagai problem agama yang merangkum ilmu hadits, ilmu fiqh dan sebagainya. Semua hadits yang ditulis adalah sahih karena Imam Malik terkenal dengan sifatnya yang tegas dalam penerimaan sebuah hadits. Dia sangat berhati-hati ketika menapis, mengasingkan, dan membahas serta menolak riwayat yang meragukan. Dari 100.000 hadits yang dihafal beliau, hanya 10.000 saja diakui sah dan dari 10.000 hadits itu, hanya 5.000 saja yang disahkan sahih olehnya setelah diteliti dan dibandingkan dengan al-Quran. Menurut sebuah riwayat, Imam Malik menghabiskan 40 tahun untuk mengumpul dan menapis hadits-hadits yang diterima dari guru-gurunya. Imam Syafi pernah berkata, “Tiada sebuah kitab di muka bumi ini yang lebih banyak mengandungi kebenaran selain dari kitab Al-Muwaththa karangan Imam Malik.”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kitab tersebut menghimpun 100.000 hadits, dan yang meriwayatkan Al Muwaththa’ lebih dari seribu orang, karena itu naskahnya berbeda beda dan seluruhnya berjumlah 30 naskah, tetapi yang terkenal hanya 20 buah. Dan yang paling masyur adalah riwayat dari Yahya bin Yahyah al Laitsi al Andalusi al Mashmudi.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sejumlah ‘Ulama berpendapat bahwa sumber sumber hadits itu ada tujuh, yaitu Al Kutub as Sittah ditambah Al Muwaththa’. Ada pula ulama yang menetapkan Sunan ad Darimi sebagai ganti Al Muwaththa’. Ketika melukiskan kitab besar ini, Ibn Hazm berkata, ”Al Muwaththa’ adalah kitab tentang fiqh dan hadits, aku belum mengetahui bandingannya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Hadits-hadits yang terdapat dalam Al Muwaththa’ tidak semuanya Musnad, ada yang Mursal, mu’dlal dan munqathi. Sebagian ‘Ulama menghitungnya berjumlah 600 hadits musnad, 222 hadits mursal, 613 hadits mauquf, 285 perkataan tabi’in, disamping itu ada 61 hadits tanpa penyandara, hanya dikatakan telah sampai kepadaku” dan “ dari orang kepercayaan”, tetapi hadits-hadits tersebut bersanad dari jalur-jalur lain yang bukan jalur dari Imam Malik sendiri, karena itu Ibn Abdil Bar an Namiri menentang penyusunan kitab yang berusaha memuttashilkan hadits-hadits mursal, munqathi’ dan mu’dhal yang terdapat dalam Al Muwaththa’ Malik.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Imam Malik menerima hadits dari 900 orang (guru), 300 dari golongan Tabi’in dan 600 dari tabi’in tabi’in, ia meriwayatkan hadits bersumber dari Nu’main al Mujmir, Zaib bin Aslam, Nafi’, Syarik bin Abdullah, az Zuhry, Abi az Ziyad, Sa’id al Maqburi dan Humaid ath Thawil, muridnya yang paling akhir adalah Hudzafah as Sahmi al Anshari.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Adapun yang meriwayatkan darinya adalah banyak sekali diantaranya ada yang lebih tua darinya seperti az Zuhry dan Yahya bin Sa’id. Ada yang sebaya seperti al Auza’i., Ats Tsauri, Sufyan bin Uyainah, Al Laits bin Sa’ad, Ibnu Juraij dan Syu’bah bin Hajjaj. Adapula yang belajar darinya seperti Asy Safi’i, Ibnu Wahb, Ibnu Mahdi, al Qaththan dan Abi Ishaq.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="text-align: justify;"><b>Pujian Ulama untuk Imam Malik</b></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">An Nasa’i berkata, ”Tidak ada yang saya lihat orang yang pintar, mulia dan jujur, tepercaya periwayatan haditsnya melebihi Malik, kami tidak tahu dia ada meriwayatkan hadits dari rawi matruk, kecuali Abdul Karim”.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">(Ket: Abdul Karim bin Abi al Mukharif al Basri yang menetap di Makkah, karena tidak senegeri dengan Malik, keadaannya tidak banyak diketahui, Malik hanya sedikit mentahrijkan haditsnya tentang keutamaan amal atau menambah pada matan).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sedangkan Ibnu Hayyan berkata, ”Malik adalah orang yang pertama menyeleksi para tokoh ahli fiqh di Madinah, dengan fiqh, agama dan keutamaan ibadah”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Imam as-Syafi'i berkata: "Imam Malik adalah Hujjatullah atas makhluk-Nya setelah para Tabi'in<sup class="reference" id="cite_ref-Biografi_Malik_dalam_Al_Muwaththa_2-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malik_bin_Anas#cite_note-Biografi_Malik_dalam_Al_Muwaththa-2"></a></sup>".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Yahya bin Ma'in berkata: "Imam Malik adalah Amirul mukminin dalam (ilmu) Hadits".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ayyub bin Suwaid berkata: "Imam Malik adalah Imam Darul Hijrah (Imam madinah) dan as-Sunnah, seorang yang Tsiqah, seorang yang dapat dipercaya".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Ahmad bin Hanbal berkata: "Jika engkau melihat seseorang yang membenci imam malik, maka ketahuilah bahwa orang tersebut adalah ahli bid'ah".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Seseorang bertanya kepada as-Syafi'i: "apakah anda menemukan seseorang yang (alim) seperti imam malik?" as-Syafi'i menjawab: "aku mendengar dari orang yang lebih tua dan lebih berilmu dari pada aku, mereka mengatakan kami tidak menemukan orang yang (alim) seperti Malik, maka bagaimana kami(orang sekarang) menemui yang seperti Malik?<sup class="reference" id="cite_ref-Biografi_Malik_dalam_Al_Muwaththa_2-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malik_bin_Anas#cite_note-Biografi_Malik_dalam_Al_Muwaththa-2"></a></sup>".</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Imam malik jatuh sakit pada hari ahad dan menderita sakit selama 22 hari kemudian 10 hari setelah itu ia wafat. Sebagian meriwayatkan imam Malik wafat pada 14 Rabiul awwal 179 H. Sahnun meriwayatkan dari abdullah bin nafi': "Imam malik wafat pada usia 87 tahun" ibn kinanah bin abi zubair, putranya yahya dan sekretarisnya hubaib yang memandikan jenazah imam Malik. Imam Malik dimakamkan di Baqi'.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber: <a href="http://id.wikipedia.org/">Wikipedia</a></div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-66168519491915000122012-01-05T05:11:00.000-08:002012-01-05T05:11:11.132-08:00Imam Baihaqi<div style="text-align: justify;">Setelah sebelumnya<b> </b>kita<b> </b>telah membaca postingan dari <a href="http://mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a> mengenai Hadist, akan terlihat disana banyak ulama-ulama yang meriwayatkan hadist tersebut. Sekarang, mari kita lebih mengenal para ulama tersebut satu per satu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><b>Imam Baihaqi</b> (Khasrujard, 994/384 H - Naysabur, 1066/458 H), atau lengkapnya <b>Abubakar Ahmad bin Husain bin Ali bin Abdullah al-Baihaqi</b> (bahasa Arab: <b>أبو بكر أحمد بن الحسين بن علي بن عبدالله البيهقي</b>), adalah seorang ulama ahli fiqh, ushul fiqh, hadist, dan salah seorang tokoh utama dalam mazhab Syafi'i.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam Baihaqi dilahirkan di Khasrujard, Baihaq, yaitu di Naysabur di Persia (sekarang provinsi Khorasan, Iran) pada tahun 994. Ia mempelajari hadist dan mendalami fiqh mazhab Syafi'i, dan dalam hal akidah mengikuti mazhab Asy'ari. Dalam pencarian ilmunya, ia mendatangi para ulama di Baghdad, Kufah, dan Mekkah, sebelum akhirnya kembali lagi ke Baihaq.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Imam Baihaqi kemudian mengajar di Naysabur, dan menjadi orang pertama yang mengumpulkan naskah-naskah fiqh Imam Syafi'i dalam kitabnya <i>Al-Mabsuth</i>, sekaligus menjadi penyebar fiqh mazhab Syafi'i. Imam al-Haramain al-Juwaini berkomentar tentang pemahaman Imam Baihaqi terhadap mazhab Syafi'i:</div><div> </div><table class="cquote" style="background-color: transparent; border-collapse: collapse; border-style: none; margin: auto 0px; text-align: left;"><tbody>
<tr> <td style="color: #b2b7f2; font-family: 'Times New Roman',serif; font-size: 35px; font-weight: bold; padding: 10px 10px; text-align: left;" valign="top" width="20">“</td> <td style="padding: 4px 10px;" valign="top"><i>Tidak ada pengikut mazhab Syafi'i yang mempunyai keutamaan melebihi Baihaqi, karena karyanya dalam mengembangkan mazhab dan pendapat Syafi'i.</i></td> <td style="color: #b2b7f2; font-family: 'Times New Roman',serif; font-size: 36px; font-weight: bold; padding: 10px 10px; text-align: right;" valign="bottom" width="20">”</td> </tr>
</tbody></table><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sedangkan Imam adz-Dzahabi pernah berkata mengenai keluasan ilmunya, bahwa kalau Al-Baihaqi menghendaki, maka ia mampu membuat mazhab sendiri karena keluasan ilmu dan pemahamannya akan masalah-masalah khilafiyah.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Beberapa karya Imam Baihaqi, antara lain:</div><div style="text-align: justify;"> </div><ul style="text-align: justify;"><li><i>Al-Sunan al-Kubra</i></li>
<li><i>Ma`arifa al-Sunan wa al-Athar</i></li>
<li><i>Bayan Khata Man Akhta`a `Ala al-Shafi`i</i></li>
<li><i>Al-Mabsut</i></li>
<li><i>Al-Asma’ wa al-Sifat</i></li>
<li><i>Al-I`tiqad `ala Madhhab al-Salaf Ahl al-Sunna wa al-Jama`a</i></li>
<li><i>Dala’il al-Nubuwwa</i></li>
<li><i>Shu`ab al-Iman</i></li>
<li><i>Al-Da`awat al-Kabir</i></li>
<li><i>Al-Zuhd al-Kabir</i></li>
<li><i>Al-Arb`un al-Sughra</i></li>
<li><i>Al-Khilafiyyat</i></li>
<li><i>Fada’il al-Awqat</i></li>
<li><i>Manaqib al-Shafi`i</i></li>
<li><i>Manaqib al-Imam Ahmad</i></li>
<li><i>Tarikh Hukama al-Islam</i></li>
</ul><div style="text-align: justify;">Imam Baihaqi wafat di Naysabur pada tahun 1066 dan dimakamkan di Khasrujard.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Untuk postingan kali ini, cukup satu Imam dulu, selanjutnya, <a href="http://mari-dakwah.blogspot.com/">Jalan Dakwah</a> akan memposting ulama-ulama yang lain satu per satu, agar kita bisa mengenal tokoh-tokoh yang luar biasa berjuang di jalan Islam setelah Rasulullah SAW.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber: <a href="http://id.wikipedia.org/">Wikipedia</a> </div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-91578754024845957782012-01-03T13:37:00.000-08:002012-01-03T13:37:31.930-08:00Mari Mengenal Makanan Haram<div style="text-align: justify;">Islam memerintahkan kepada pemeluknya untuk memilih makanan yang halal serta menjauhi makanan haram. Rasulullah bersabda: “Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah saw bersabda: ”Sesungguhnya Allah baik tidak menerima kecuali hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mu’min sebagaimana yang diperintahkan kepada para rasul, Allah berfirman: “Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><span id="more-419"></span></div><div> </div><div style="text-align: justify;">Dan firman-Nya yang lain: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu” Kemudian beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit: Yaa Rabbi! Yaa Rabbi! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram, dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan diterima do’anya”. (HR Muslim no. 1015).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>Jenis Makanan <u><span style="color: red;">HARAM</span></u>: </strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>1. BANGKAI</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yaitu hewan yang mati bukan karena disembelih atau diburu. Hukumnya jelas haram dan bahaya yang ditimbulkannya bagi agama dan badan manusia sangat nyata, sebab pada bangkai terdapat darah yang mengendap sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan. Bangkai ada beberapa macam sbb:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">A. <b>Al-Munkhaniqoh</b> yaitu hewan yang mati karena tercekik baik secara sengaja atau tidak.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">B. <b>Al-Mauqudhah</b> yaitu hewan yang mati karena dipukul dengan alat/benda keras hingga mati olehnya atau disetrum dengan alat listrik.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">C. <b>Al-Mutaraddiyah</b> yaitu hewan yang mati karena jatuh dari tempat tinggi atau jatuh ke dalam sumur sehingga mati.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">D. <b>An-Nathihah</b> yaitu hewan yang mati karena ditanduk oleh hewan lainnya (lihat Tafsir Al-Qur’an Al-Adzim 3/22 oleh Imam Ibnu Katsir).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sekalipun bangkai haram hukumnya tetapi ada yang dikecualikan yaitu bangkai ikan dan belalang berdasarkan hadits:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“Dari Ibnu Umar berkata: ”Dihalalkan untuk dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai yaitu ikan dan belalang, sedang dua darah yaitu hati dan limpa.” (Shahih. Lihat Takhrijnya dalam Al-Furqan hal 27 edisi 4/Th.11)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Rasululah juga pernah ditanya tentang air laut, maka beliau bersabda: </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“Laut itu suci airnya dan halal bangkainya.”: (Shahih. Lihat Takhrijnya dalam Al-Furqan 26 edisi 3/Th 11) Syaikh Muhammad Nasiruddin Al–Albani berkata dalam Silsilah As-Shahihah (no.480): “Dalam hadits ini terdapat faedah penting yaitu halalnya setiap bangkai hewan laut sekalipun terapung di atas air (laut)? Beliau menjawab: “Sesungguhnya yang terapung itu termasuk bangkainya sedangkan Rasulullah bersabda: “Laut itu suci airnya dan halal bangkainya” (HR. Daraqutni: 538).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Adapun hadits tentang larangan memakan sesuatu yang terapung di atas laut tidaklah shahih. (Lihat pula Al-Muhalla (6/60-65) oleh Ibnu Hazm dan Syarh Shahih Muslim (13/76) oleh An-Nawawi).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>2. DARAH</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yaitu darah yang mengalir sebagaimana dijelaskan dalam ayat lainnya:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“Atau darah yang mengalir” (QS. Al-An’Am: 145) Demikianlah dikatakan oleh Ibnu Abbas dan Sa’id bin Jubair. Diceritakan bahwa orang-orang jahiliyyah dahulu apabila seorang diantara mereka merasa lapar, maka dia mengambil sebilah alat tajam yang terbuat dari tulang atau sejenisnya, lalu digunakan untuk memotong unta atau hewan yang kemudian darah yang keluar dikumpulkan dan dibuat makanan/minuman. Oleh karena itulah, Allah mengharamkan darah pada umat ini. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 3/23-24).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Sekalipun darah adalah haram, tetapi ada pengecualian yaitu hati dan limpa berdasarkan hadits Ibnu Umar di atas tadi. Demikian pula sisa-sisa darah yang menempel pada daging atau leher setelah disembelih.Semuanya itu hukumnya halal.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Syaikul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Pendapat yang benar, bahwa darah yang diharamkan oleh Allah adalah darah yang mengalir. Adapun sisa darah yang menempel pada daging, maka tidak ada satupun dari kalangan ulama’ yang mengharamkannya”. (Dinukil dari Al-Mulakhas Al-Fiqhi 2/461 oleh Syaikh Dr. Shahih Al-Fauzan).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>3. DAGING BABI</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Babi baik peliharaan maupun liar, jantan maupun betina. Dan mencakup seluruh anggota tubuh babi sekalipun minyaknya. Tentang keharamannya, telah ditandaskan dalam al-Qur’an, hadits dan ijma’ ulama.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>4. SEMBELIHAN UNTUK SELAIN ALLAH</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yakni setiap hewan yang disembelih dengan selain nama Allah hukumnya haram, karena Allah mewajibkan agar setiap makhluk-Nya disembelih dengan nama-Nya yang mulia. Oleh karenanya, apabila seorang tidak mengindahkan hal itu bahkan menyebut nama selain Allah baik patung, taghut, berhala dan lain sebagainya , maka hukum sembelihan tersebut adalah haram dengan kesepakatan ulama.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>5. HEWAN YANG DITERKAM BINATANG BUAS</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Yakni hewan yang diterkam oleh harimau, serigala atau anjing lalu dimakan sebagiannya kemudian mati karenanya, maka hukumnya adalah haram sekalipun darahnya mengalir dan bagian lehernya yang kena. Semua itu hukumnya haram dengan kesepakatan ulama. Orang-orang jahiliyah dulu biasa memakan hewan yang diterkam oleh binatang buas baik kambing, unta, sapi dsb, maka Allah mengharamkan hal itu bagi kaum mukminin.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Adapun hewan yang diterkam binatang buas apabila dijumpai masih hidup (bernyawa) seperti kalau tangan dan kakinya masih bergerak atau masih bernafas kemudian disembelih secara syar’i, maka hewan tersebut adalah halal karena telah disembelih secara halal.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>6. BINATANG BUAS BERTARING</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hal ini berdasarkan hadits : “Dari Abu Hurairah dari Nabi saw bersabda: “Setiap binatang buas yang bertaring adalah haram dimakan” (HR. Muslim no. 1933)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perlu diketahui bahwa hadits ini mutawatir sebagaimana ditegaskan Imam Ibnu Abdil Barr dalam At-Tamhid (1/125) dan Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dalam I’lamul Muwaqqi’in (2/118-119). Maksudnya “dziinaab” yakni binatang yang memiliki taring atau kuku tajam untuk melawan manusia seperti serigala, singa, anjing, macan tutul, harimau, beruang, kera dan sejenisnya. Semua itu haram dimakan”. (Lihat Syarh Sunnah (11/234) oleh Imam Al-Baghawi).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Hadits ini secara jelas menunjukkan haramnya memakan binatang buas yang bertaring bukan hanya makruh saja. Pendapat yang menyatakan makruh saja adalah pendapat yang salah. (lihat At-Tamhid (1/111) oleh Ibnu Abdil Barr, I’lamul Muwaqqi’in (4-356) oleh Ibnu Qayyim dan As-Shahihah no. 476 oleh Al-Albani.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam Ibnu Abdil Barr juga mengatakan dalam At-Tamhid (1/127): “Saya tidak mengetahui persilangan pendapat di kalangan ulama kaum muslimin bahwa kera tidak boleh dimakan dan tidak boleh dijual karena tidak ada manfaatnya. Dan kami tidak mengetahui seorang ulama’pun yang membolehkan untuk memakannya. Demikian pula anjing, gajah dan seluruh binatang buas yang bertaring. Semuanya sama saja bagiku (keharamannya). Dan hujjah adalah sabda Nabi saw bukan pendapat orang….”.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Para ulama berselisih pendapat tentang musang. Apakah termasuk binatang buas yang haram ataukah tidak? Pendapat yang rajih bahwa musang adalah halal sebagaimana pendapat Imam Ahmad dan Syafi’i berdasarkan hadits :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“Dari Ibnu Abi Ammar berkata: Aku pernah bertanya kepada Jabir tentang musang, apakah ia termasuk hewan buruan? Jawabnya: “Ya”. Lalu aku bertanya: apakah boleh dimakan? Beliau menjawab: Ya. Aku bertanya lagi: Apakah engkau mendengarnya dari Rasulullah? Jawabnya: Ya. (Shahih. HR. Abu Daud (3801), Tirmidzi (851), Nasa’i (5/191) dan dishahihkan Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al- Baihaqi, Ibnu Qoyyim serta Ibnu Hajar dalam At-Talkhis Habir (1/1507).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Lantas apakah hadits Jabir ini bertentangan dengan hadits larangan di atas? ! Imam Ibnu Qoyyim menjelaskan dalam I’lamul Muwaqqi’in (2/120) bahwa tidak ada kontradiksi antara dua hadits di atas. Sebab musang tidaklah termasuk kategori binatang buas, baik ditinjau dari segi bahasa maupun segi urf (kebiasaan) manusia. Penjelasan ini disetujui oleh Al-Allamah Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi (5/411) dan Syaikh Muhammad Nasiruddin Al-Albani dalam At-Ta’liqat Ar-Radhiyyah (3-28)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>7. BURUNG YANG BERKUKU TAJAM</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hal ini berdasarkan hadits : Dari Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah melarang dari setiap hewan buas yang bertaring dan berkuku tajam” (HR Muslim no. 1934)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam Al-Baghawi berkata dalam Syarh Sunnah (11/234): “Demikian juga setiap burung yang berkuku tajam seperti burung garuda, elang dan sejenisnya”. Imam Nawawi berkata dalam Syarh Shahih Muslim 13/72-73: “Dalam hadits ini terdapat dalil bagi madzab Syafi’i, Abu Hanifah, Ahmad, Daud dan mayoritas ulama tentang haramnya memakan binatang buas yang bertaring dan burung yang berkuku tajam.”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>8. KHIMAR AHLIYYAH (KELEDAI JINAK)</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hal ini berdasarkan hadits:</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">“Dari Jabir berkata: “Rasulullah melarang pada perang khaibar dari (makan) daging khimar dan memperbolehkan daging kuda”. (HR Bukhori no. 4219 dan Muslim no. 1941) dalam riwayat lain disebutkan begini: “Pada perang Khaibar, mereka menyembelih kuda, bighal dan khimar. Lalu Rasulullah melarang dari bighal dan khimar dan tidak melarang dari kuda. (Shahih. HR Abu Daud (3789), Nasa’i (7/201), Ahmad (3/356), Ibnu Hibban (5272), Baihaqi (9/327), Daraqutni (4/288-289) dan Al-Baghawi dalam Syarhu Sunnah no. 2811).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Dalam hadits di atas terdapat dua masalah :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;">Pertama: Haramnya keledai jinak. Ini merupakan pendapat jumhur ulama dari kalangan sahabat, tabi’in dan ulama setelah mereka berdasarkan hadits-hadits shahih dan jelas seperti di atas. Adapaun keledai liar, maka hukumnya halal dengan kesepakatan ulama. (Lihat Sailul Jarrar (4/99) oleh Imam Syaukani).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Kedua: Halalnya daging kuda. Ini merupakan pendapat Zaid bin Ali, Syafi’i, Ahmad, Ishaq bin Rahawaih dan mayoritass ulama salaf berdasarkan hadits-hadits shahih dan jelas di atas. Ibnu Abi Syaiban meriwayatkan dengan sanadnya yang sesuai syarat Bukhari Muslim dari Atha’ bahwa beliau berkata kepada Ibnu Juraij: ” Salafmu biasa memakannya (daging kuda)”. Ibnu Juraij berkata: “Apakah sahabat Rasulullah? Jawabnya : Ya. (Lihat Subulus Salam (4/146-147) oleh Imam As-Shan’ani).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>9. AL-JALLALAH</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hal ini berdasarkan hadits :<br />
“Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah melarang dari jalalah unta untuk dinaiki. (HR. Abu Daud no. 2558 dengan sanad shahih).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Dalam riwayat lain disebutkan: Rasulullah melarang dari memakan jallalah dan susunya.” (HR. Abu Daud : 3785, Tirmidzi: 1823 dan Ibnu Majah: 3189).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya berkata: Rasulullah melarang dari keledai jinak dan jalalah, menaiki dan memakan dagingnya”(HR Ahmad (2/219) dan dihasankan Al-Hafidz dalam Fathul Bari 9/648).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Maksud Al-Jalalah yaitu setiap hewan baik hewan berkaki empat maupun berkaki dua yang makanan pokoknya adalah kotoran-kotoran seperti kotoran manusia/hewan dan sejenisnya. (Fahul Bari 9/648). Ibnu Abi Syaiban dalam Al-Mushannaf (5/147/24598) meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa beliau mengurung ayam yang makan kotoran selama tiga hari. (Sanadnya shahih sebagaimana dikatakan Al-Hafidz dalam Fathul Bari 9/648).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah (11/254) juga berkata: “Kemudian menghukumi suatu hewan yang memakan kotoran sebagai jalalah perlu diteliti. Apabila hewan tersebut memakan kotoran hanya bersifat kadang-kadang, maka ini tidak termasuk kategori jalalah dan tidak haram dimakan seperti ayam dan sejenisnya…”</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Hukum jalalah haram dimakan sebagaimana pendapat mayoritas Syafi’iyyah dan Hanabilah. Pendapat ini juga ditegaskan oleh Ibnu Daqiq Al-’Ied dari para fuqaha’ serta dishahihkan oleh Abu Ishaq Al-Marwazi, Al-Qoffal, Al-Juwaini, Al-Baghawi dan Al-Ghozali. (Lihat Fathul Bari (9/648) oleh Ibnu Hajar).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebab diharamkannya jalalah adalah perubahan bau dan rasa daging dan susunya. Apabila pengaruh kotoran pada daging hewan yang membuat keharamannya itu hilang, maka tidak lagi haram hukumnya, bahkan hukumnya hahal secara yakin dan tidak ada batas waktu tertentu. Al-Hafidz Ibnu Hajar menjelaskan (9/648): “Ukuran waktu bolehnya memakan hewan jalalah yaitu apabila bau kotoran pada hewan tersebut hilang dengan diganti oleh sesuatu yang suci menurut pendapat yang benar.” Pendapat ini dikuatkan oleh imam Syaukani dalam Nailul Authar (7/464) dan Al-Albani dan At-Ta’liqat Ar-Radhiyyah (3/32).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>10. AD-DHAB (HEWAN SEJENIS BIAWAK) BAGI YANG MERASA JIJIK DARINYA</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berdasarkan hadits: “Dari Abdur Rahman bin Syibl berkata: Rasulullah melarang dari makan dhab (hewan sejenis biawak). (Hasan. HR Abu Daud (3796), Al-Fasawi dalam Al-Ma’rifah wa Tarikh (2/318), Baihaqi (9/326) dan dihasankan Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (9/665) serta disetujui oleh Al-Albani dalam As-Shahihah no. 2390).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Benar terdapat beberapa hadits yang banyak sekali dalam Bukhari Muslim dan selainnya yang menjelaskan bolehnya makan dhob baik secara tegas berupa sabda Nabi maupun taqrir (persetujuan Nabi). Diantaranya , Hadits Abdullah bin Umar secara marfu’ (sampai pada nabi) “Dhab, saya tidak memakannya dan saya juga tidak mengharamkannya.” (HR Bukhari no.5536 dan Muslim no. 1943)</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>11. HEWAN YANG DIPERINTAHKAN AGAMA SUPAYA DIBUNUH</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Dari Aisyah berkata: Rasulullah bersabda: Lima hewan fasik yang hendaknya dibunuh, baik di tanah halal maupun haram yaitu ular, tikus, anjing hitam.” (HR. Muslim no. 1198 dan Bukhari no. 1829 dengan lafadz “kalajengking: gantinya “ular”).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Imam ibnu Hazm mengatakan dalam Al-Muhalla (6/73-74): “Setiap binatang yang diperintahkan oleh Rasulullah supaya dibunuh maka tidak ada sembelihan baginya, karena Rasulullah melarang dari menyia-nyiakan harta dan tidak halal membunuh binatang yang dimakan” (Lihat pula Al-Mughni (13/323) oleh Ibnu Qudamah dan Al-Majmu’ Syarh Muhadzab (9/23) oleh Nawawi).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Dari Ummu Syarik berkata bahwa Nabi memerintahkan supaya membunuh tokek/cecak” (HR. Bukhari no. 3359 dan Muslim 2237). Imam Ibnu Abdil Barr berkata dalam At-Tamhid (6/129)” “Tokek/cecak telah disepakati keharaman memakannya”.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>12. HEWAN YANG DILARANG UNTUK DIBUNUH</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah melarang membunuh 4 hewan : semut, tawon, burung hud-hud dan burung surad.” (HR Ahmad (1/332,347), Abu Daud (5267), Ibnu Majah (3224), Ibnu Hibban (7/463) dan dishahihkan Baihaqi dan Ibnu Hajar dalam At-Talkhis 4/916). Imam Syafi’i dan para sahabatnya mengatakan: “Setiap hewan yang dilarang dibunuh berarti tidak boleh dimakan, karena seandainya boleh dimakan, tentu tidak akan dilarang membunuhnya.” (Lihat Al-Majmu’ (9/23) oleh Nawawi).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Haramnya hewan-hewan di atas merupakan pendapat mayoritas ahli ilmu sekalipun ada perselisihan di dalamnya kecuali semut, nampaknya disepakati keharamannya. (Lihat Subul Salam 4/156, Nailul Authar 8/465-468, Faaidhul Qadir 6/414 oleh Al-Munawi). </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">“Dari Abdur Rahman bin Utsman Al-Qurasyi bahwasanya seorang tabib pernah bertanya kepada Rasulullah tentang kodok/katak dijadikan obat, lalu Rasulullah melarang membunuhnya. (HR Ahmad (3/453), Abu Daud (5269), Nasa’i (4355), Al-Hakim (4/410-411), Baihaqi (9/258,318) dan dishahihkan Ibnu Hajar dan Al-Albani).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Haramnya katak secara mutlak merupakan pendapat Imam Ahmad dan beberapa ulama lainnya serta pendapat yang shahih dari madzab Syafe’i. Al-Abdari menukil dari Abu Bakar As-Shidiq, Umar, Utsman dan Ibnu Abbas bahwa seluruh bangkai laut hukumnya halal kecuali katak (lihat pula Al-Majmu’ (9/35) , Al-Mughni (13/345), Adhwaul Bayan (1/59) oleh Syaikh As-Syanqithi, Aunul Ma’bud (14/121) oleh Adzim Abadi dan Taudhihul Ahkam (6/26) oleh Al-Bassam).</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"><strong>13. BINATANG YANG HIDUP DI 2 (DUA) ALAM</strong></div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sejauh ini <b>BELUM ADA DALIL</b> dari Al Qur’an dan hadits yang shahih yang menjelaskan tentang haramnya hewan yang hidup di dua alam (laut dan darat). Dengan demikian binatang yang hidup di dua alam dasar hukumnya “asal hukumnya adalah halal kecuali ada dalil yang mengharamkannya.</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Berikut contoh beberapa dalil hewan hidup di dua alam :</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>KEPITING</b> – hukumnya <b>HALAL</b> sebagaimana pendapat Atha’ dan Imam Ahmad.(Lihat Al-Mughni 13/344 oleh Ibnu Qudamah dan Al-Muhalla 6/84 oleh Ibnu Hazm).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>KURA-KURA</b> dan <b>PENYU</b> – juga <b>HALAL</b> sebagaimana madzab Abu Hurairah, Thawus, Muhammad bin Ali, Atha’, Hasan Al-Bashri dan fuqaha’ Madinah. (Lihat Al-Mushannaf (5/146) Ibnu Abi Syaibah dan Al-Muhalla (6/84).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>ANJING LAUT</b> – juga <b>HALAL</b> sebagaimana pendapat imam Malik, Syafe’i, Laits, Syai’bi dan Al-Auza’i (lihat Al-Mughni 13/346).</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><b>KATAK/KODOK</b> – hukumnya <b>HARAM</b> secara mutlak menurut pendapat yang rajih karena termasuk <b>hewan yang dilarang dibunuh</b> sebagaimana penjelasan di atas.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sumber: <a href="http://www.halalguide.info/">Halal Guide</a> </div>Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-45042387247613877642011-12-31T07:08:00.000-08:002012-01-03T07:11:52.970-08:00Keutamaan Doa Hari ArafahAbu Hurairah berkata, Rasulullah saw. bersabda, "<i>Doa yang paling utama, adalah doa pada hari Arafah, dan bacaan yang paling utama yang aku baca dan para nabi sebelumku adalah, "Tidak ada Tuhan selain Allah semata-mata, tidak ada sekutu bagi-Nya.</i>"<br />
(HR al-Baihaqi, Malik, at-Tirmidzi, dan dia menyatakannya hadits hasan)Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-31936266480965230952011-12-30T07:06:00.000-08:002012-01-03T07:08:29.658-08:00Tasbih Waktu FajarDan pada sebagian malam bertasbihlah kepada-Nya dan (juga) pada waktu terbenamnya bintang-bintang (pada waktu fajar).<br />
(ath-Thuur: 49)Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-21348860190077655152011-12-29T07:03:00.000-08:002012-01-03T07:06:04.025-08:00Mereka Tidak Akan Masuk NerakaDari Imah bin Ruaibah, dia mendengar Rasulullah saw. bersabda, "<i>Tidak akan masuk neraka orang yang shalat sebelum terbit matahari dan sebelum ia terbenam (yaitu shalat Shubuh dan Ashar).</i>"<br />
(HR Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasai)Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-58916022883103235532011-12-28T07:00:00.000-08:002012-01-03T07:03:41.171-08:00Dan BersabarlahDan bersabarlah (Muhammad) menunggu ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya engkau berada dalam pengawasan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika engkau bangun.<br />
(ath-Thuur: 48)Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-19577350232311160012011-12-27T08:26:00.000-08:002012-01-03T06:50:58.472-08:00al-BiruniSebelum menjadi seorang ilmuwan, al-Biruni memulai mempelajari astronomi, benda-benda langit, dan segala rahasianya yang masih sangat tersembunyi sejak masa remajanya. Ia menyebutkan bahwa bumi itu bulat. Hal ini diperkuat dengan pendapat di antaranya, pandangan dari ujung perahu, yaitu pandangan akan tetap sama walaupun perahu itu telah mendekati batas pandangan pertama.Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-68669710128245430742011-12-26T08:52:00.000-08:002012-01-03T06:50:28.554-08:00Fathimah binti Asad Ummu ThalibFathimah adalah istri Abu Thalib, paman Rasulullah saw. Beliau bersama seluruh putranya, kecuali suaminya, Abu Thalib segera masuk Islam setelah Rasulullah saw. mengumpulkan kaumnya dan mengajak mereka kepada perintah Allah SWT. Fathimah seperti ibu kandung Rasulullah setelah Rasul ditinggal wafat oleh kakeknya. Beliau mengasuh Rasul dengan penuh kasih sayang.Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-62859632453759945502011-12-25T08:17:00.000-08:002012-01-03T06:50:03.547-08:00Ibnu SinaMenurut Ibnu Sina, salah satu pembangun kebahagiaan, di antaranya kenikmatan, dapat tercapai setelah adanya pengalaman. Sedangkan perasaan itu lebih besar potensinya dalam memberikan sebuah kenikmatan yang dikhayalkan seseorang, sebelum ia mengalaminya sendiri.<br />
(red. makna yang tersirat disini adalah manfaat dari sedekah)Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7092281126518867813.post-23870876685020067342011-12-24T08:49:00.000-08:002012-01-03T06:11:24.999-08:00Ummu AmmarUmmu Ammar adalah pemilik nama asli Sumayyah binti Khayyath. Beliau adalah ibunda dari Ammar bin Yasir, orang yang bersegera memenuhi seruan Allah SWT dan Rasul-Nya. Nama Sumayyah terdapat pada baris pertama catatan nama-nama perempuan yang mati syahid.Jalan Dakwahhttp://www.blogger.com/profile/03375955457084391623noreply@blogger.com0